Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengklaim Indonesia berada di peringkat keempat sebagai negara yang paling banyak menyuntikkan vaksin virus corona ke penduduknya, meski bukan negara produsen vaksin.
"Dalam hal penyuntikan yang dilakukan oleh negara bukan produsen vaksin, Indonesia berada dalam urutan empat besar dunia," ujar Airlangga di acara bertajuk Indonesia Bangkit secara virtual, Rabu (7/4).
Sementara bila tidak memperhitungkan status produsen vaksin atau tidak, Indonesia berada di peringkat kedelapan di dunia sebagai negara yang paling banyak menyuntikkan vaksin kepada masyarakat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jumlah penyuntikan vaksin covid-19 di tanah air mencapai angka 13,4 juta dosis per 6 April 2021. Suntikan vaksin itu terdiri dari dosis satu dan dua.
Saat ini, vaksin covid-19 baru diberikan kepada kelompok prioritas, seperti tenaga kesehatan, pekerja di bidang pelayanan publik, dan masyarakat lanjut usia (lansia).
"Nantinya kapasitas vaksinasi akan mencapai 500 ribu per hari," ucapnya.
Sementara dari jenis vaksin, saat ini Indonesia sudah mengantongi vaksin dari Sinovac sebanyak 3 juta dalam bentuk jadi dan 35 juta dalam bentuk bahan baku (bulk). Lalu, ada pula vaksin AstraZeneca sebanyak 1,1 juta vaksin jadi.
Airlangga mengatakan program vaksinasi akan terus digencarkan pemerintah hingga mampu mencapai herd immunity pada tahun ini. Sejalan dengan program vaksinasi, pemerintah terus berupaya menanggulangi dampak pandemi dengan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro.
Hasilnya, ia mengklaim sudah mulai terlihat, di mana jumlah kasus aktif Indonesia berada di kisaran 7,4 persne atau lebih rendah dari global 17,3 persen. Semenatra kasus kesembuhan mencapai 89,9 persen atau lebih tinggi dari global 80,5 persen.