Potensi perdagangan antar negara yang masuk dalam Kelompok D-8 mencapai lebih dari US$1,5 triliun atau Rp21.750 triliun (asumsi kurs Rp14.500 per dolar AS). Hal diungkapkan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam konferensi pers usai menghadiri rangkaian Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-10 D-8.
Tak ayal, Retno menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) menganggap kelompok D-8 dapat berkontribusi dalam mempercepat pemulihan ekonomi global pasca dihantam pandemi covid-19. Kontribusi itu berasal perdagangan antar negara D-8.
"D-8 harus berkontribusi dalam pemulihan ekonomi global dengan potensi perdagangan antar negara anggota yang melebihi US$1,5 triliun," ungkap Retno dalam konferensi pers, Kamis (8/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Retno menyatakan bahwa kepala negara meminta agar seluruh hambatan perdagangan antar negara kelompok D-8 ditekan. Selain itu, intensifikasi intra perdagangan antar kelompok D-8 juga harus ditingkatkan.
"Presiden mendorong fasilitasi perdagangan intra negara D-8 dan meminta hambatan perdagangan harus diminimalisir," imbuh Retno.
Selain itu, kelompok D-8 juga harus mengembangkan teknologi digital. Pasalnya, digitalisasi telah melahirkan banyak terobosan baru.
"Sektor-sektor itu ekonomi masa depan dan D-8 harus memanfaatkan teknologi tersebut untuk sejahterakan rakyat," jelas Retno.
Sementara, terdapat bonus demografi pada jumlah penduduk muda di negara yang masuk kelompok D-8 yang sebanyak 323 juta. Angka itu lebih tinggi dari jumlah penduduk muda G7 yang sebanyak 135 juta orang.
"Investasi pada kaum muda adalah investasi untuk masa depan, oleh sebab itu Presiden menggarisbawahi agar inovasi dapat terus ditumbuhkan," jelas Retno.
Sebagai informasi, negara-negara yang masuk dalam kelompok D-8, antara lain Indonesia, Bangladesh, Mesir, Iran, Malaysia, Nigeria, Pakistan, dan Turki.