Polemik Pengajian Pelni, Kang Dede Minta Maaf ke Cholil Nafis
Komisaris Independen PT Pelni (Persero) Kristia Budhyarto atau Kang Dede meminta maaf atas polemik pembatalan kegiatan ceramah keagamaan di lingkungan perusahaan.
Permintaan maaf tersebut ia sampaikan secara kepada KH M Cholil Nafis yang menjadi salah satu penceramah dalam kajian yang ia sebut dibatalkan karena belum berizin. Pertemuan antara keduanya dilakukan pada Minggu (11/4) di Pesantren Cendekia Amanah, Depok, Jawa Barat.
"Intinya pertama, saya tabayun dulu minta maaf sama beliau. Yang dibatalkan itu hanya yang di dalam flyer artinya bukan radikalisme seperti yang selama ini disampaikan dan Kiai Cholil tidak dibatalkan," ucap Budhyarto seperti terekam dalam sebuah video yang ia unggah ke akun twitter pribadinya @kangdede78.
Lihat juga:Pelni Minta Maaf Atas Polemik Kajian Ramadan |
Dalam kesempatan tersebut, Budhyarto juga meminta kepada Cholil Nafis selaku Ketua Bidang Dakwah MUI untuk mengisi kajian di PT Pelni.
"Saya rasa itu saja sekaligus meluruskan dakwah di PT Pelni, kajian di PT Pelni tidak dibatalkan, tetap jalan, Insyaallah juga akan koordinasi dengan KH Cholil Nafis, saya rasa itu saja," imbuhnya.
Sementara Cholil Nafis menyambut baik klarifikasi dari Kang Dede. Ia memastikan ke depan MUI akan berkoordinasi menyangkut kegiatan keagamaan.
"Terima kasih Kang Dede atas tabayun dan klarifikasinya. Teman-teman PT Pelni yang berkenaan dengan flyer ada protes bikin ramai, bikin gaduh, itu yang dihentikan, yang lain jalan, Insyaallah ke depan akan koordinasi dengan PT Pelni dan MUI dan kita koordinasi kerohanian dan kerja sama PT Pelni dengan MUI," tutup Cholil Nafis.
Sebelumnya, Badan Kerohanian Islam atau Bakis PT Pelni menggelar kegiatan kajian dalam rangka menyemarakkan datangnya bulan suci Ramadhan.
Selain Cholil Nafis, ada pula beberapa penceramah dalam kajian tersebut seperti Ustaz Firanda dan Ustaz Syafiq Basalamah. Namun, kegiatan tersebut dibatalkan karena belum memenuhi prosedur dan ketentuan yang berlaku di perusahaan.
Sementara Dede Budhyarto, saat itu mengatakan bahwa salah seorang direksi telah dicopot akibat menyelenggarakan kegiatan tersebut.
Menurutnya, pencopotan itu dilakukan sebagai pelajaran kepada seluruh BUMN agar tidak segan memecat pegawai yang terlibat radikalisme.
"Pejabat yang terkait dengan kepanitiaan acara tersebut telah dicopot. Ini pelajaran sekaligus warning (peringatan) kepada seluruh BUMN, jangan segan-segan mencopot ataupun memecat pegawainya yang terlibat radikalisme. Jangan beri ruang sedikit pun, berangus," ujarnya lewat akun @kangdede78, dikutip pada Jumat (9/4). Cuitan itu pun menjadi polemik di media sosial.