Hasil survei Bank Indonesia (BI) menyatakan perusahaan lebih memilih untuk merogoh kocek lebih dalam guna memenuhi kebutuhan modal mereka ketimbang meminjam kredit ke bank. Hal ini tercermin dari indikator Saldo Bersih Tertimbang (SBT) periode Maret 2021.
Tercatat, SBT berada di angka 16,6 persen pada Maret 2021 dari sebelumnya 8,2 persen pada Februari 2021. Hal ini mengindikasikan ada kebutuhan modal yang meningkat di perusahaan, tapi 51,6 persen dari responden menutupinya dengan modal sendiri.
Jumlahnya bahkan meningkat dari bulan sebelumnya yang cuma 38,6 persen. Sebaliknya, pemenuhan kebutuhan modal dari pinjaman bank justru tak dilirik oleh perusahaan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, sebanyak 19,8 persen responden survei meminjam ke bank domestik dan 11,9 persen lain meminjam utang ke perusahaan induk. Tapi kini yang pinjam ke bank hanya 11,3 persen dan meminjam utang ke perusahaan induk 10,5 persen.
"Pemenuhan kebutuhan pembiayaan didominasi oleh dana sendiri yang meningkat, sementara porsi pinjaman perbankan dalam negeri dan pinjaman dari perusahaan induk terindikasi menurun dibandingkan dengan periode sebelumnya," tutur Direktur Eksekutif sekaligus Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangan resmi, Jumat (16/4).
Menurut responden, pemenuhan modal menggunakan dana sendiri lebih dipilih karena lebih mudah dan cepat. Ada pula yang mengatakan karena ingin menghindari risiko nilai tukar, biaya bunga yang lebih murah, dan lainnya.
Lihat juga:Indonesia Akan Punya Bursa Mata Uang Kripto |
Berdasarkan sektor, yang paling membutuhkan modal tambahan adalah industri pengolahan, perdagangan, pertanian, perikanan, dan kehutanan, konstruksi, reparasi mobil dan motor. Utamanya modal untuk mendukung aktivitas operasional.
Sementara untuk tiga bulan ke depan, nilai SBT berada di kisaran 28,5 persen atau naik dari 26,5 persen pada bulan sebelumnya, sehingga mengindikasikan kebutuhan modal baru lagi. Mulai dari industri informasi dan komunikasi, industri pengolahan, pertanian, perikanan, dan kehutanan, serta konstruksi.
Kebutuhan modal akan digunakan untuk aktivitas operasional, mendukung pemulihan permintaan domestik, hingga membayar kewajiban jatuh tempo yang tidak dapat di-roll over. Mayoritas juga masih menggunakan dana sendiri, baru diikuti pinjaman ke bank dan pinjaman utang ke perusahaan induk.