Shopee bersama Pemerintah Kota Solo, Jawa Tengah, akan menggelar program UMKM Solo Go Ekspor. Acara tersebut akan digelar selama dua hari pada 23-24 April 2021 mendatang.
Melalui program tersebut Shopee akan memberikan berbagai pelatihan UMKM, bantuan pendanaan, hingga akses ke pasar ekspor di Asia Tenggara bagi UMKM Solo.
Direktur Eksekutif Shopee Handhika Jahja mengungkapan para pelaku UMKM di Solo memiliki potensi di pasar ekspor. Berdasarkan data pihaknya, tercatat ada 40.000 UMKM Solo yang terdaftar dan 5.000 di antaranya memiliki toko ekspor aktif.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Angka ini tentu masih bisa terus ditingkatkan melalui program yang akan kami jalankan bersama Pemerintah Kota Solo," ujar Handika.
Shopee diketahui memiliki program ekspor bagi UMKM. Melalui Program Ekspor Shopee, para pelaku UMKM dalam negeri dapat mengakses pasar ekspor untuk melebarkan sayap bisnisnya dengan menjual produk-produk mereka melalui jaringan internasional Shopee.
Program Ekspor Shopee ini jelas menjadi peluang bagi pelaku UMKM di Solo untuk merambat ke pasar global. Beberapa UMKM yang sudah bergabung dengan Shopee berhasil sukses mengembangkan bisnisnya ke mancanegara usai ikut dalam Program Ekspor Shopee.
Herawan, pemilik toko online Kebayamumer di Shopee contohnya. Sejak awal bergabung dengan Program Ekspor Shopee, dia sangat merasakan dampak signifikan.
Hingga kini, total penjualan Herawan sekitar 40 persen berasal dari ekspor, dan 60 persen dari konsumen lokal.
"Sudah 3 tahun saya bergabung dengan Shopee dan saya merasa senang karena sangat membantu toko offline saya. Di saat pandemi seperti ini, banyak konsumen yang beralih berbelanja secara online. Terlebih lagi, program-program di Shopee menarik banyak konsumen, khususnya Gratis Ongkir Xtra," ujarnya.
Kebayamumer diketahui memiliki toko di Shopee yang sudah aktif di 5 negara yaitu Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand, Vietnam. Mayoritas penjualan ekspor Herawan datang dari Malaysia dan Thailand.
Pria yang tinggal di wilayah Laweyan, Solo, ini mengaku terpacu mengembangkan produknya untuk dapat lebih bersaing di pasar ekspor dan merasa penting untuk selalu menjaga kualitas produk yang dijual.
Herawan memiliki rencana untuk memodifikasi produk dengan desain baru yang lebih bisa diterima dan sesuai dengan preferensi pasar luar negeri, khususnya desain melayu untuk konsumen Malaysia. Sebab produk yang dibeli oleh orang Malaysia dan Indonesia berbeda.
Selama berpartisipasi dalam Program Ekspor Shopee, berkat dukungan dan pendampingan dari Shopee, ia pun bisa mendapatkan hasil yang signifikan dari penjualannya.
Raras Putri, pemilik toko online Sankara.id di Shopee juga memiliki pengalaman serupa. Raras mengaku program Shopee membuat penjualan ekspornya makin berkembang.
"Sebelumnya, sudah ada pesanan dari luar negeri melalui media sosial. Tetapi sejak ada Program Shopee Ekspor, maka pesanan ekspor saya semakin berkembang. Apalagi karena didukung oleh fitur Gratis Ongkir, penjualan batik saya semakin meningkat dan pembeli dari media sosial kini dialihkan ke Shopee," ujarnya.
Melihat perkembangan ekspor untuk penjualan batik, Raras berencana untuk memproduksi baju anak dengan motif batik dan terus menjaga kualitas produk. Di samping itu, ia selalu mengunggah video dan foto pendukung yang akurat di halaman produknya.
Hal ini diakui Raras dapat meningkatkan kredibilitas Sankara.id di mata pembeli, karena pembeli mendapatkan kualitas barang yang sama dengan apa yang terlihat di gambar secara online.
Akses pada pasar ekspor membuat Raras termotivasi untuk menjaga kualitas dan memproduksi batik untuk anak yang menyasar pasar luar negeri.
Sankara.id saat ini memiliki toko aktif di 6 negara, Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand, Vietnam. Mayoritas pesanan ekspor batik dari toko ini berasal dari Malaysia, Singapura dan Vietnam.
(osc)