Kepolisian Turki menahan 62 orang terkait penipuan perdagangan mata uang kripto (cryptocurrency). Mereka yang ditahan itu merupakan bagian dari perusahaan platform perdagangan kripto, Thodex.
Melansir Reuters, Jumat (23/4), penangkapan itu dilakukan sebagai buntut pengajuan tuntutan pidana oleh ribuan penduduk Turki yang merasa tertipu oleh operasi yang dilakukan perusahaan tersebut.
Sementara itu Thodex dalam website-nya menyampaikan akan menutup proses perdagangan selama empat hingga lima hari sebagai buntut kasus tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, sejumlah pengguna yang belum dapat menarik uang atau mengakses akun mengeluhkan hal tersebut di media sosial, Twitter. Mereka menduga bahwa Thodex menipu para investor kripto tersebut.
Sayangnya, kepolisian belum menangkap CEO Thodex Faruk Fatih Ozer. Pasalnya, ia keburu terbang ke ibu kota Albania, Tirana sebelum berhasil ditangkap.
Namun, Kementerian Kehakiman Turki telah meluncurkan proses pencarian Ozer. Mereka juga telah menetapkan Ozer ke dalam daftar pencarian orang. Tak hanya itu, pihak kepolisian juga menyerukan ekstradisinya dari Albania.
Sejalan dengan itu, Badan investigasi Kejahatan Keuangan Turki, MASAK telah memblokir situs dan akun perusahaan. MASAK pun memulai penyelidikan Thodex.
Sebagai platform perdagangan kripto, Thodex telah mencatatkan volume perdagangan sebesar US$538 juta dalam sehari, pada perdagangan terakhirnya sebelum tutup. Data itu berdasarkan Coinmarketcap.
Thodex memang sudah berhasil menghasilkan volume perdagangan senilai ratusan juta dolar AS setiap harinya. Sebelum diperiksa polisi, pihak perusahaan sempat menampik pemberitaan negatif di media. Perusahaan menyatakan sejumlah bank dan pemilik modal akan berinvestasi di perusahaan bahkan telah mengusulkan proposal kemitraan.
Pekan lalu, pemerintah Turki resmi melarang penggunaan aset kripto untuk pembayaran. Keputusan ini menjadi salah satu faktor penyebab tumbangnya bitcoin sebesar 14 persen akhir pekan lalu.