Pendiri platform pertukaran uang kripto Thodex asal Turki melarikan diri dengan membawa uang investor sebesar US$2 miliar. Tindak kriminal ini membuat kejaksaan Turki mulai menyelidiki platform jual beli uang kripto tersebut.
Situs web Thodex menjadi gelap usai mengunggah pesan misterius terkait penangguhan perdagangan selama lima hari pada Rabu, (21/4).
Tak lama setelah itu, petugas keamanan Turki merilis foto pendiri Thodex yakni Faruk Fatih Ozer yang sedang melewati pemeriksaan paspor di bandara Istanbul. Laporan media lokal mengatakan Ozer yang berusia kisaran 27-28 tahun tersebut dilaporkan telah terbang ke Albania atau Thailand.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
HaberTurk dan media lain mengatakan Thodex ditutup setelah menjalankan kampanye promosi yang menjual Dogecoin dengan potongan harga besar. Namun, anehnya platform ini tidak mengizinkan investor untuk menjual.
Laporan media lokal pun mengatakan situs dan seluruh bursa telah ditutup sementara untuk para investor. Dari iklan tersebut, Ozer setidaknya mengantongi US$2 miliar dari 391 ribu investor.
"Para korban panik. Mereka mengajukan pengaduan ke kantor kejaksaan di kota tempat mereka tinggal," kata Pengacara Investor Oguz Evren Kilic seperti dikutip dari HaberTurk oleh AFP.
Jaksa melakukan penyelidikan terhadap pengusaha tersebut atas tuduhan penipuan dan mendirikan organisasi kriminal.
Cryptocurrency menjadi sangat populer di kalangan warga Turki. Pasalnya, sebagian dari mereka ingin mempertahankan tabungan di tengah penurunan tajam nilai mata uang lokal Turki, lira.
Sayangnya, pasar uang kripto Turki tetap tidak diatur. Pemerintahan Presiden Recep Tayyip Erdogan ini pun skeptis menghadapi persoalan keamanan dan penggunaan mata uang digital.
Namun, Bank Sentral Turki telah memutuskan untuk melarang penggunaan mata uang kripto dalam pembayaran barang dan jasa mulai 30 April. Aksi ini memunculkan peringatan bahwa uang kripto memiliki risiko signifikan karena pasar tidak stabil dan kurang pengawasan.
"Uang digital ini dapat dicuri atau digunakan secara tidak sah tanpa izin dari pemegangnya," Bank Sentral Turki memperingatkan pekan lalu.