The Fed Bakal Paparkan Inflasi AS, Rupiah Loyo ke Rp14.487

CNN Indonesia
Selasa, 27 Apr 2021 09:14 WIB
Rupiah melemah tipis 0,02 persen ke posisi Rp14.487 per dolar AS pada Selasa (27/4) pagi, jelang paparan inflasi AS oleh The Fed.
Rupiah melemah tipis 0,02 persen ke posisi Rp14.487 per dolar AS pada Selasa (27/4) pagi, jelang paparan inflasi AS oleh The Fed. Ilustrasi. (CNN Indonesia/Hesti Rika).
Jakarta, CNN Indonesia --

Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.487 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Selasa (27/4). Mata uang Garuda melemah 2 poin atau 0,02 persen dibanding Rp14.485 per dolar AS pada Senin (26/4).

Rupiah melemah bersama mayoritas mata uang Asia lainnya. Yen Jepang melemah 0,24 persen, baht Thailand minus 0,22 persen, dolar Singapura minus 0,08 persen, yuan China minus 0,04 persen, dolar Hong Kong minus 0,02 persen, dan ringgit Malaysia minus 0,01 persen.

Hanya peso Filipina yang tercatat menguat 0,03 persen dan won Korea Selatan 0,09 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Begitu juga dengan mata uang utama negara maju, mayoritas kompak melemah dari dolar AS. Hanya rubel Rusia yang stagnan.

Sementara, franc Swiss melemah 0,12 persen, euro Eropa minus 0,012 persen, dolar Australia minus 0,1 persen, poundsterling Inggris minus 0,1 persen, dan dolar Kanada minus 0,02 persen.

Analis Pasar Uang Ariston Tjendra mengatakan nilai tukar rupiah berbalik tertekan lagi dari dolar AS karena mengikuti perkembangan mata uang regional lainnya. Proyeksinya, rupiah bergerak di kisaran Rp14.460 sampai Rp14.530 per dolar AS pada hari ini.

"Pasar kelihatannya mewaspadai hasil rapat kebijakan moneter bank sentral AS yang akan dimulai malam nanti dan hasilnya akan dirilis Kamis dini hari," kata Ariston kepada CNNIndonesia.com.

Ariston mengatakan pasar menanti pandangan The Fed terkait gambaran inflasi AS ke depan. Sebab, indikator ini memberi proyeksi terhadap pemulihan ekonomi negeri Paman Sam.

Di sisi lain, musim pembagian dividen dari para perusahaan terbuka di Indonesia juga turut melemahkan rupiah. Pasalnya, hal ini membuat kebutuhan dolar AS meningkat untuk pembayaran dividen.

[Gambas:Video CNN]



(uli/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER