Harga bitcoin bangkit (rebound) ke level US$53.600 per koin atau Rp771,84 juta (kurs Rp14.000 per dolar AS) pada Senin (26/4) waktu AS. Kenaikan harga uang kripto tersebut terjadi usai harga bitcoin melemah dalam lima hari berturut-turut.
Mengutip CNN.com, Selasa (27/4), harga bitcoin jatuh untuk pertama kalinya ke bawah US$50 ribu pada pekan lalu. Ini merupakan penurunan paling tajam setelah mencapai level tertingginya di level US$64 ribu per koin pada pertengahan April 2021.
"Aksi jual baru-baru ini sudah berakhir dan kemungkinan rally kembali," ungkap Analis Pasar Avatrade Naeem Aslam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mata uang kripto naik pada awal April 2021 ketika platform perdagangan Coinbase melakukan penawaran umum saham perdana (Initial Public Offering/IPO) dan mencatatkan sahamnya di Nasdaq.
Pendukung mata uang kripto telah menghabiskan waktu bertahun-tahun bersikeras bahwa bitcoin, ethereum, dan koin digital lainnya dapat merevolusi dunia keuangan.
Dengan keberhasilan Coinbase, maka pendukung mata uang kripto menikmati keuntungan mereka.
"Bitcoin telah melewati era di mana koreksi harga dapat menimbulkan kepanikan untuk siklus penurunan yang belum terjadi sebelumnya," tutur Direktur Eksekutif CEX.IOKonstantin Anissimov.
Sementara, ia menyebut investor juga sudah berdamai dengan ketakutan seputar kenaikan pajak keuntungan investasi (capital gain) dari AS. Dengan begitu, harga bitcoin mulai melaju di zona hijau.
Tesla sendiri mulai menerima pembayaran dengan bitcoin. Perusahaan itu juga memegang beberapa mata uang digital dalam neraca keuangannya.
Lalu, PayPal, Mastercard, dan Visa sedang mencoba merampingkan pembayaran mata uang kripto di jaringan mereka.
Kemudian, Goldman Sachs disebut-sebut akan segera menawarkan investasi dalam bentuk bitcoin dan mata uang digital lainnya kepada klien mereka.