Presiden Joko Widodo (Jokowi) melantik Bahlil Lahadalia sebagai Menteri Investasi pada Rabu (28/4). Pengangkatan ini dilakukan usai perubahan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menjadi Kementerian Investasi.
"Sebelum saya mengambil sumpah berkenaan dengan pengangkatan saudara-saudara sebagai menteri negara Kabinet Indonesia Maju dalam sisa masa jabatan 2019-2024. Saya akan bertanya, apakah saudara-saudara beragama Islam? Bersediakah diambil sumpah berdasarkan agama Islam?," ujar Jokowi saat mengambil sumpah Bahlil pada Upacara Pelantikan yang disiarkan lewat Youtube Sekretariat Presiden, Rabu (28/4).
Sebelumnya, pembentukan Kementerian Investasi telah mendapatkan persetujuan dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI melalui rapat paripurna yang dipimpin langsung oleh Wakil DPR Sufmi Dasco pada Jumat (9/4) lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain menyetujui pembentukan kementerian anyar itu, wakil rakyat juga merestui penggabungan Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Keputusan itu diambil setelah DPR menerima Surat Presiden Nomor R-14/Pres/03/2021 perihal Pertimbangan Pengubahan Kementerian. Surat itu kemudian dibahas dalam rapat konsultasi pengganti Rapat Badan Musyawarah (Bamus) DPR pada Kamis (8/4) lalu.
Kabar BKPM naik kelas menjadi Kementerian Investasi sudah santer beredar sebelum pelantikan ini. Sumber CNNIndonesia.com mengatakan bahwa pembentukan Kementerian Investasi bakal membuat BKPM naik kelas menjadi sekelas kementerian sehingga Kepala BKPM bakal menjadi menteri.
Namun, Bahlil sendiri enggan buka suara soal kejelasan dan progres pembentukan Kementerian Investasi ketika dikonfirmasi. Menurutnya, kebijakan itu sepenuhnya hak prerogatif kepala negara.
"Saya ini pembantu presiden, jadi urusan yang kebijakan Bapak Presiden, mohon maaf dengan segala hormat, kami tidak dalam posisi untuk menjelaskan, karena bukan domain BKPM. Itu sebagai pembantu harus tahu diri, itu kewenangan presiden, hak prerogatif presiden," ungkap Bahlil di konferensi pers realisasi investasi kuartal I 2021 kemarin.
Bahlil dipercaya mengawal investasi di Indonesia sejak 23 Oktober 2019 lalu sebagai Kepala BKPM. Di bawah kepemimpinannya, capaian investasi terbilang cukup gemilang. Sepanjang 2020, realisasi investasi mencapai Rp826,3 triliun. Angka itu mencapai 101,1 persen dari target investasi tahun ini yang sebesar Rp817,2 triliun.
Sedangkan, realisasi investasi pada kuartal I 2021 sebesar Rp219,7 triliun, atau sekitar 25,66 persen dari target investasi tahun ini sebesar Rp856 triliun.
Angka itu tumbuh 2,3 persen secara kuartalan dibandingkan kuartal IV 2020 dan tumbuh 4,3 persen secara tahunan dari kuartal I 2020. Rinciannya, Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp108 triliun atau 49,2 persen dari total investasi dan Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp111,7 triliun atau 50,8 persen dari total.
Realisasi PMDN minus 4,2 persen secara tahunan bila dibandingkan kuartal I 2020, namun tumbuh 4,2 persen secara kuartalan dari kuartal IV 2020. Sementara, realisasi PMA naik 14 persen secara tahunan dan naik 0,6 persen secara kuartalan.
Selain melantik Bahlil, Jokowi juga mengesahkan Nadiem Makarim sebagai Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Kemudian, Laksana Tri Handoko diresmikan sebagai Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Indriyanto Seno Adji sebagai Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
(ulf/sfr)