Biang Kerok Resesi Ekonomi RI Berlanjut Kuartal I 2021

CNN Indonesia
Rabu, 05 Mei 2021 12:52 WIB
BPS mengungkapkan pertumbuhan ekonomi minus 0,74 persen pada kuartal I 2021 karena konsumsi masyarakat turun.
BPS mengungkapkan pertumbuhan ekonomi minus 0,74 persen pada kuartal I 2021 karena konsumsi turun dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Ilustrasi. (ANTARA FOTO/GALIH PRADIPTA).
Jakarta, CNN Indonesia --

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi kuartal I 2021 minus 0,74 persen. Sektor transportasi dan pergudangan menjadi sumber kontraksi terdalam untuk pertumbuhan ekonomi tiga bulan pertama tahun ini berdasarkan lapangan usaha.

"Transportasi dan pergudangan adalah sumber kontraksi terdalam yakni 0,54 persen," ucap Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers, Rabu (5/5).

Suhariyanto menjelaskan sektor transportasi dan pergudangan terkontraksi hingga 13,12 persen sepanjang kuartal I 2021. Hal ini berbanding terbalik dengan posisi kuartal I 2020 lalu yang tumbuh sebesar 1,3 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini dipengaruhi pembatasan mobilitas yang berdampak pada penurunan trafik penumpang berbagai moda transportasi dan jumlah perjalanan moda transportasi," kata Suhariyanto.

Ia menyatakan seluruh sub sektor dari transportasi dan pergudangan tercatat negatif. Rinciannya, angkutan rel minus 45,04 persen, angkutan darat minus 4,41 persen, angkatan laut minus 4,21 persen, angkutan sungai danau dan penyeberangan minus 18,43 persen, angkutan udara minus 52,45 persen, serta pergudangan dan jasa penunjang angkutan minus 15,89 persen.

Sementara, Suhariyanto menjelaskan 11 dari 17 sektor ekonomi menyumbang kontribusi negatif dalam pembentukan PDB kuartal I 2021. Selain transportasi dan pergudangan, ada pula sektor akomodasi dan makan minum yang minus 7,26 persen serta jasa perusahaan minus 6,1 persen.

Lalu, jasa lainnya minus 5,15 persen, jasa keuangan minus 2,99 persen, administrasi pemerintahan minus 2,94 persen, pertambangan minus 2,02 persen, jasa pendidikan minus 1,61 persen, industri minus 1,38 persen, perdagangan minus 1,23 persen, dan konstruksi minus 0,79 persen.

Di sisi lain, enam sektor usaha lainnya berhasil tumbuh positif pada kuartal I 2021. Sektor tersebut, antara lain informasi dan komunikasi tumbuh 8,72 persen, pengadaan air tumbuh 5,49 persen, jasa kesehatan tumbuh 3,64 persen, pertanian tumbuh 2,95 persen, pengadaan listrik dan gas tumbuh 1,68 persen, serta real estat tumbuh 0,94 persen.

Selanjutnya, biang kerok dari kontraksi ekonomi kuartal I 2021 berdasarkan kelompok pengeluaran adalah konsumsi rumah tangga, konsumsi lembaga non-profit yang melayani rumah tangga (LNPRT), dan investasi. Suhariyanto menjelaskan konsumsi rumah tangga tercatat minus 2,23 persen.

"Konsumsi rumah tangga adalah sumber kontraksi terdalam," imbuh Suhariyanto.

Beberapa hal yang menyebabkan konsumsi rumah tangga kembali minus, di antaranya penjualan eceran terkontraksi pada seluruh kelompok, penjualan wholesale mobil penumpang dan sepeda motor terkontraksi, jumlah penumpang angkutan rel, laut, dan udara terkontraksi, serta indeks keyakinan konsumen (IKK) sebesar 88,02 lebih rendah dibandingkan kuartal I 2020 yang sebesar 117,7.

Lalu, konsumsi LNPRT tercatat minus 4,53 persen dan investasi minus 0,23 persen. Sementara, konsumsi pemerintah naik 2,96 persen, ekspor naik 6,74 persen, dan impor naik 5,27 persen.

[Gambas:Video CNN]



(aud/sfr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER