Pemegang saham Tesla, Baillie Gifford & Co, menjual 11,1 juta sahamnya selama kuartal I 2021. Lewat pelepasan saham itu, Baillie Gifford & Co mengurangi kepemilikan sahamnya sebesar 40 persen sejak 31 Desember 2020.
Saham yang dilepas oleh Baillie Gifford & Co tersebut setara dengan 1,2 persen dari total saham Tesla yang beredar.
Melansir CNN Business, Jumat (7/7), perusahaan fund manager asal Skotlandia itu masih memiliki 1,7 persen saham Tesla, sehingga menjadi pemegang saham terbesar kelima. Sebetulnya, ini bukan pertama kalinya mereka melepas saham Tesla.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baillie Gifford & Co menjual 7,4 juta saham dalam tiga bulan terakhir pada 2020. Secara total, mereka telah menjual lebih dari setengah kepemilikannya di Tesla sejak akhir September 2020 lalu.
Sayangnya, Baillie Gifford & Co tidak menanggapi permintaan komentar tentang keputusannya untuk menjual saham Tesla. Selain itu, perusahaan tidak mengungkapkan harga penjualan saham, begitu pula tanggal transaksi penjualan.
Diketahui, saham Tesla berhasil mencapai rekor penutupan tertinggi pada level US$883 per saham pada 26 Januari. Sejak itu, saham perusahaan justru merosot lebih dari 25 persen.
Tampaknya, Baillie Gifford & Co tidak sendirian dalam menjual saham Tesla. Buktinya, sejak awal tahun (ytd) saham dengan kode TSLA itu turun lebih dari 7 persen.
Lihat juga:Sritex Resmi Sandang Status PKPU Sementara |
Kondisi ini berbanding terbalik dengan kinerja tahun lalu. Harga saham perusahaan berhasil meroket 743 persen sepanjang 2020, sehingga menjadikannya saham utama dengan kinerja terbaik. Sementara itu, nilai kapitalisasi pasar Tesla setara dengan gabungan lebih dari enam perusahaan produsen mobil.
Pada kuartal I 2021, Tesla baru saja melaporkan rekor pendapatan yaitu melampaui US$1 miliar. Perusahaan di bawah komando Elon Musk itu berhasil menjual 500 ribu mobil tahun lalu.
Tidak berhenti di situ, Tesla menargetkan bisa menjual lebih dari 750 ribu unit pada tahun ini sambil terus meningkatkan penjualan sekitar 50 persen setiap tahunnya.
Perusahaan sedang membangun dua pabrik perakitan baru, satu pabrik berlokasi di dekat Berlin untuk melayani konsumen Eropa. Lainnya, di dekat Austin, Texas. Kedua pabrik ditargetkan selesai tahun ini.
Namun, Tesla juga menghadapi persaingan ketat dari produsen mobil kakap lainnya, seperti Volkswagen (VLKAF) dan General Motors (GM). Keduanya berencana untuk meningkatkan produksi mobil listrik guna memenuhi permintaan kendaraan listrik dari pembeli.
Kedatangan dua pemain di industri mobil listrik dikhawatirkan menggerus pasar Tesla.