Pemerintah Kaji Percepatan Listrik di 433 Desa Gelap Gulita

CNN Indonesia
Senin, 10 Mei 2021 20:06 WIB
Kemenko Marves mengkaji pembentukan inpres untuk percepatan penyediaan akses kelistrikan di 433 desa yang saat ini gelap gulita.
Kemenko Marves mengkaji pembentukan inpres untuk percepatan penyediaan akses kelistrikan di 433 desa yang saat ini gelap gulita. Ilustrasi. (ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani).
Jakarta, CNN Indonesia --

Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) mengkaji pembentukan Instruksi Presiden (Inpres) terkait percepatan penyediaan akses kelistrikan di desa yang belum 'tersetrum' listrik. Data pemerintah menyebutkan masih ada 433 desa gelap gulita di seluruh Indonesia.

Kajian pembentukan inpres itu merupakan tindak lanjut dari program percepatan penyediaan akses kelistrikan di desa belum berlistrik.

"Atas beberapa pertimbangan, program tersebut perlu ditingkatkan menjadi inpres untuk men-generalisasi dan memperluas area cakupan akses kelistrikan di desa yang belum berlistrik di seluruh Indonesia," ungkap Asisten Deputi Energi Kemenko Marves Ridha Yasser, dalam keterangan resmi, Senin (10/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal tersebut telah dibahas dalam rapat koordinasi lintas kementerian/lembaga secara virtual yang diselenggarakan pada hari ini.

Dalam rapat itu, Kabid Partisipasi dan Kerjasama Energi Kemenko Marves Trinaldy Konnery menuturkan ada tantangan dalam mewujudkan target kelistrikan ini. Pasalnya, masyarakat berharap mendapat aliran listrik dari PT PLN (Persero).

"Masyarakat yang dialiri listrik bukan dari PLN, berharap dapat dialiri listrik yang bersumber dari PLN," jelasnya.

Berdasarkan data Kementerian ESDM, terdapat 346 desa gelap gulita. Sementara itu, rencana pengembangan akses kelistrikan dari 346 desa tersebut terdiri dari 24 desa tersambung dengan grid dan 37 desa dihubungkan melalui mini-grid.

Sedangkan, mayoritas atau 285 desa akan disuplai melalui Alat Penyalur Daya Listrik (APDAL). Data Kementerian ESDM juga menyebut jumlah desa yang tidak gelap gulita, namun menggunakan listrik non-PLN sebanyak 8.000 desa.

Sementara itu, Executive Vice President (EVP) Perencanaan dan Pengendalian Regional Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara PLN Eman Prijono menyarankan untuk memahami kondisi geografis desa gelap gulita.

Misalnya, akses jalan desa lantaran untuk menghadirkan listrik dibutuhkan pula dukungan infrastruktur dasar seperti jalan dan kepastian lokasi pemukiman.

"Selain itu, kita juga perlu melihat berbagai potensi Energi Baru Terbarukan (EBT) selain energi surya, seperti energi air yang ada di desa yang belum berlistrik tersebut," terang dia.

[Gambas:Video CNN]



(ulf/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER