PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) memutuskan menambah perjalanan kereta tambahan selama periode larangan mudik yang berlaku 6-17 Mei 2021 untuk mengantisipasi penumpukan penumpang di kereta rel listrik (KRL) lintas Jabodetabek tersebut.
"Untuk antisipasi kepadatan lebih lanjut, KAI Commuter mulai siang ini akan mengoperasikan setidaknya enam jadwal perjalanan kereta tambahan yang sebelumnya selama masa larangan mudik 6-17 Mei tidak dijalankan," kata VP Corporate Secretary PT KCI Anne Purba melalui keterangan tertulis, Jumat (14/5).
Anne mengatakan langkah tersebut diputuskan KAI setelah Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meninjau langsung situasi di Stasiun Manggarai, Jakarta Pusat pada Jumat pagi ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama masa lebaran, kata dia, KRL tetap dibatasi jam operasionalnya mulai 04.00-20.00 WIB setiap hari dengan menjalankan 886 perjalanan.
Untuk memastikan penggunaan masker dan jaga jarak dilakukan dengan tertib selama perjalanan, Anne mengatakan pihaknya akan menambah jumlah petugas penertib protokol kesehatan di sejumlah stasiun.
Beberapa di antaranya adalah yang berpotensi padat penumpang seperti Stasiun Tanah Abang, Stasiun Manggarai, Stasiun Pasar Minggu, Stasiun Bogor, dan Stasiun Bekasi.
Berdasarkan data PT KCI, Anne mengatakan pada hari kedua lebaran, pihaknya mendapati adanya peningkatan jumlah penumpang KRL. Hingga pukul 10.00 WIB, kata dia, terdapat 70.906 penumpang yang memanfaatkan jasa KRL.
Sementara di hari pertama lebaran kemarin, Anne mencatat ada 226.767 penumpang yang menggunakan KRL. Jumlah ini turun dibanding data pengguna KRL pada 12 Mei, yakni 212.373 orang.
Sebelumnya, Menhub Budi Karya Sumadi mengkritik PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) tidak profesional mengatur jumlah penumpang KRL lantaran terjadi penumpang.
Ia mengaku melihat langsung penumpang KRL padat dan tidak menerapkan protokol kesehatan dengan tertib, baik dengan pengaturan jarak maupun pemeriksaan antigen secara acak.
"Saya perintahkan kepada PT KCI agar kejadian serupa mulai besok Sabtu dan seterusnya tidak terulang lagi dan harus menjalankan prokes ketat," tutur Budi.
(fey/kid)