Covid, Ekonomi Thailand Minus 2,6 Persen Kuartal I 2021
Pertumbuhan ekonomi Thailand minus 2,6 persen pada kuartal I 2021 (year-on-year/yoy). Penurunan terjadi imbas pandemi covid-19 yang menekan sektor konsumsi dan pariwisata.
Dilansir dari Reuters, Senin (17/5), kinerja itu lebih baik dari perkiraan sejumlah analis. Jajak pendapat Reuters sebelumnya memperkirakan laju ekonomi Negeri Gajah Putih minus 3,3 persen.
Secara kuartalan, Dewan Ekonomi Nasional dan Pembangunan Sosial Thailand (NESDC) mencatat ekonomi tumbuh 0,2 persen, atau lebih baik dari proyeksi ekonom yang minus 0,8 persen.
Lihat juga:Daftar Direksi KFD yang Dipecat Erick Thohir |
Pada kuartal IV 2020, ekonomi turun 4,2 persen (yoy) tetap lajunya direvisi menjadi tumbuh 1,1 persen secara kuartalan.
Kendati demikian, NESDC memangkas proyeksi ekonomi tahun ini dari kisaran 2,5 persen hingga 3,5 persen pada tiga bulan lalu menjadi 1,5 persen sampai 2,5 persen. Hal itu tak lepas dari kasus covid-19 yang kembali menanjak.
Gelombang baru covid-19 terjadi mulai April lalu yang menyumbang dua pertiga dari total kasus di Thailand. Kondisi itu menahan aktivitas ekonomi domestis di tengah lambatnya program vaksinasi.
Lihat juga:Gaji ke-13 PNS Cair Bulan Depan |
Di sisi lain, ekspor yang menanjak mampu menahan ekonomi jatuh lebih dalam. NESDC memperkirakan ekspor naik 10,3 persen tahun ini, atau lebih baik dari proyeksi sebelumnya 5,8 persen.
Sementara, jumlah kedatangan turis asing diperkirakan hanya 500 ribu tahun ini, jauh lebih kecil dibandingkan proyeksi sebelumnya, 3,2 juta kedatangan. Sebagai catatan, sebelum pada, jumlah kedatangan turis asing ke Thailand mencapai 40 juta pada 2019.
Pemerintah Thailand sendiri telah menggelontorkan stimulus untuk meredam dampak pandemi terhadap ekonomi. Pada awal bulan ini, pemerintah menggelontorkan stimulus tambahan senilai 255 miliar bath atau sekitar Rp116,025 triliun (asumsi kurs Rp455 per bath).