Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan pemerintah baru menyuntikkan 23 juta dosis vaksin covid-19 hingga saat ini. Jumlahnya masih jauh dari target yang mencapai 380 juta dosis.
"Pada 13 Januari 2021 sudah mulai vaksin yang pemerintah gratis. Sampai saat ini sudah menyuntikkan 23 juta dosis vaksin dari rencana kami kurang lebih 380 juta dosis," ucap Jokowi dalam Peninjauan Vaksinasi Covid-19 Gotong Royong untuk Pekerja di Kabupaten Bekasi, Selasa (18/5).
Ia berharap target pemerintah bisa terbantu dengan pelaksanaan vaksinasi gotong royong yang mulai dilakukan hari ini. Jokowi menyebut 19 perusahaan di sektor manufaktur menyelenggarakan vaksinasi gotong royong.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Oleh sebab itu saya ingin terima kasih karena vaksin gotong royong akan mempercepat proses vaksinasi di seluruh tanah air," terang Jokowi.
Namun, ia menyebut pemerintah juga kesulitan mendapatkan pasokan vaksin untuk pelaksanaan vaksinasi gotong royong. Sejauh ini, pemerintah sudah mengantongi komitmen sebanyak 30 juta dosis, tetapi baru 420 ribu dosis yang tiba di Indonesia.
"Karena memang membeli vaksin, mencari vaksin itu menjadi rebutan 215 negara. Semua ingin dapat vaksin secepatnya untuk bisa keluar dari covid-19 ini," jelas Jokowi.
Pemerintah menetapkan jenis vaksin yang bisa digunakan untuk pelaksanaan vaksinasi gotong royong adalah Sinopharm dan CanSino. Keduanya tak digunakan dalam program vaksinasi pemerintah.
Sementara, harga pembelian vaksin merek Sinopharm melalui PT Bio Farma (Persero) ditetapkan sebesar Rp321.660 per dosis. Lalu, tarif maksimal layanannya sebesar Rp117.910 per dosis.
Jika ditotal, maka jumlahnya sebesar Rp499.570 per dosis. Dengan demikian, perusahaan harus mengeluarkan dana sekitar Rp1 juta untuk menyuntikkan satu karyawannya karena masing-masing orang harus mendapatkan dua dosis vaksin.
(aud/agt)