Sri Mulyani Ramal Ekonomi RI 8,3 Persen pada Kuartal II 2021

CNN Indonesia
Senin, 24 Mei 2021 17:30 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai 7,1 persen sampai 8,3 persen pada kuartal II 2021.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai 7,1 persen sampai 8,3 persen pada kuartal II 2021.Ilustrasi pertumbuhan ekonomi. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono).
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai 7,1 persen sampai 8,3 persen pada kuartal II 2021. Proyeksi terbaru ini lebih tinggi dari perkiraan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebesar 7 persen.

"Proyeksi kami pada kuartal II antara 7,1 persen sampai 8,3 persen," ujar Ani, sapaan akrabnya saat rapat bersama Komisi XI DPR di Gedung DPR/MPR, Senin (24/5).

Bila dibandingkan dengan kuartal I 2021, ramalan dari Ani ini meningkat sangat tinggi. Pasalnya, pada kuartal pertama, ekonomi masih di zona merah, yaitu minus 0,7 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ani mengatakan proyeksi ini berasal dari perkiraan pertumbuhan untuk masing-masing indikator. Konsumsi rumah tangga yang biasanya berkontribusi besar terhadap pertumbuhan, diperkirakan melaju di kisaran 6 persen sampai 6,8 persen.

Lalu konsumsi pemerintah 8,1 persen hingga 9,7 persen dan investasi 9,4 persen sampai 11,1 persen. Kemudian, ekspor diramal mencapai 14,9 persen sampai 19,7 persen dan impor 13 persen hingga 19,7 persen.

Menurut Ani, hasil pemantauan kementeriannya melihat bahwa sejumlah indikator mulai meningkat pada April-Mei 2021. Pertama, harga komoditas di pasar dunia meningkat, seperti minyak dunia yang mencapai kisaran US$67,7 per barel, batu bara US$99,1 per ton, CPO 4,95 ringgit Malaysia per ton, dan tembaga yang sudah melampaui US$10 ribu per ton.

Kedua, PMI manufaktur global mencapai 55,8. Ini merupakan yang tertinggi bahkan sejak April 2010. Tingginya PMI terjadi di AS 60,5, Eropa 62,9, Jepang 53,6, China 51,9, India 55,5, hingga Indonesia 54,6.

Ketiga, tingkat kepercayaan konsumen naik dari 93,4 menjadi 101,5 per April 2021. Keempat, konsumsi listrik tumbuh 6,3 persen dari sebelumnya negatif.

Kelima, penjualan mobil ritel tumbuh 227 persen. Sementara pertumbuhan produksi dan penjualan mobil grosir masing-masing meroket 322 persen dan 902 persen.

Keenam, ada peningkatan pertumbuhan investasi yang ditandai naiknya konsumsi semen sekitar 8,6 persen, impor besi dan baja naik 48,8 persen, PMTB kendaraan tumbuh 913,6 persen, impor barang modal naik 11 persen, dan lainnya.

Ketujuh, realisasi ekspor dan impor juga naik. Kedelapan, pertambahan jumlah kasus covid-19 baru di Indonesia relatif terkendali.

Sementara untuk keseluruhan tahun ini, proyeksi Ani belum berubah, yaitu tetap 4,5 persen sampai 5,3 persen. Proyeksi ini merupakan asumsi awal yang tertuang di APBN 2021.

"Untuk keseluruhan tahun masih modest karena kuartal I ada koreksi karena covid meningkat. Kita berharap kuartal III dan kuartal IV masih akan terakselerasi," pungkasnya.

[Gambas:Video CNN]



(uli/age)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER