Restrukturisasi Utang Lion Air Dikabarkan Tidak Jelas
Proses restrukturisasi utang Lion Air dikabarkan tidak jelas. Hal ini tergambar dari kelanjutan pembicaraan antara manajemen maskapai swasta itu dengan pihak pemberi utang (creditor) dan pihak pemberi sewa pesawat (lessor).
Melansir Debtwire, Lion Air dikabarkan sudah menyelesaikan pembicaraan dengan kreditor mereka. Maskapai milik pengusaha Rusdi Kirana itu juga sudah berbicara dengan lessor terkait kesepakatan dengan para kreditor.
Kendati begitu, perusahaan mengklaim kesepakatannya tidak bisa diungkap. Alasannya, kesepakatan itu merupakan perjanjian rahasia.
"Tidak ada lessor yang tahu kesepakatan apa untuk yang lain, jadi meski pun Lion mengatakan telah mencapai kesepakatan dengan pihak ini atau itu, tidak ada bukti kuat tentang itu," ungkap sumber Debtwire, seperti dikutip CNNIndonesia.com pada Selasa (25/5).
Kabarnya, saat ini Lion Air memiliki 14 pesawat yang disewakan ke Lion Group. Hal ini membuat lessor meminta perusahaan membayar penuh biaya sewanya sebelum jatuh tempo sesuai kewajiban perjanjian sewa.
Perusahaan juga dikabarkan telah menyepakati perjanjian bilateral dengan lessor lain, khususnya terkait pembayaran sewa dengan harga yang lebih rendah. Lion Air juga disebutkan menyetujui kebijakan pencadangan biaya pemeliharaan.
CNNIndonesia.com telah berusaha menghubungi manajemen Lion Air melalui Corporate Communication Strategic Lion Air Group Danang Mandala Prihantoro. Namun, belum ada tanggapan hingga berita ini diturunkan.