PT Adhi Karya (Persero) Tbk memutuskan tidak membagikan dividen tahun ini karena kecilnya laba yang diperoleh pada 2020, Rp23,7 miliar. Hal itu diputuskan melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang diadakan Selasa (25/5).
"Diputuskan oleh RUPS, oleh para pemegang saham hari ini, karena laba yang dibagikan tidak terlalu besar, maka keseluruhan dijadikan cadangan," ujar Direktur Utama Adhi Karya Entus Asnawi Mukhson dalam konferensi pers usai RUPS secara virtual.
Merosotnya laba tak lepas dari dampak pandemi terhadap pendapatan perusahaan. Sebelumnya, pada awalnya perusahaan sempat memproyeksikan kerugian sebesar Rp200 miliar bila tidak melakukan adaptasi, seperti menekan biaya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga:Semua Gerai Giant Tutup per Juli 2021 |
Tahun ini, perusahaan melihat prospek bisnis lebih cerah. Entus mengungkapkan perusahaan membidik kontrak proyek baru senilai Rp24 triliun. Hingga April lalu, ia menyebut realisasi yang didapat senilai Rp3,5 triliun.
Adapun beberapa tender yang akan diikuti perseroan adalah konstruksi jalan tol JORR elevated Ruas Cikunir-Ulujami, juga MRT fase 2A CP202.
"Kontrak konstruksi yang ada adalah MRT CV201 Bundaran HI-Juanda yang saat ini progres sudah berjalan yang terlihat pembangunan stasiun Sarinah/Thamrin," katanya.
Selain itu, perusahaan juga menyatakan sedang membidik pembangunan perkeretaapian di luar negeri, khususnya di Filipina. Menurut Direktur Operasi 2 Adhi Karya Pundjung Setya Brata, perusahaan mengikuti enam paket pengerjaan railway commuter line di tahun ini. Harapannya, setidaknya ada satu kontrak yang didapat tahun depan.
Pada kesempatan yang sama, Komisaris Utama Adhi Karya Dody Usodo Hargo menambahkan perusahaan juga menargetkan anak usaha, PT Adhi Commuter Properti (ACP), melantai di bursa saham pada akhir tahun ini.
"Kami melihat tahun ini pasar properti mulai menunjukkan pertumbuhannya dibandingkan tahun lalu, sehingga kami optimis di akhir tahun ini Adhi Commuter Properti akan IPO," ujar Dody.
Dody mengatakan saat ini perusahaan sedang dalam proses menyiapkan penunjang IPO, seperti penguatan penawaran sisi produk hingga meningkatkan pendanaan lewat penerbitan obligasi Rp500 miliar.
Menurut Dody, disapu bersihnya obligasi ACP oleh pasar, menurut dia, menjadi pertanda positifnya pasar menyambut IPO ACP.
Adapun obligasi yang diterbitkan adalah obligasi Seri A dengan tenor 367 hari dan Seri B dengan tenor 3 tahun. Dana terserap akan digunakan untuk membiayai belanja modal dan melakukan ekspansi.
Hal lain yang diputuskan dalam RUPS adalah menggantikan Direktur Quality, Health, Safety and Environment dan Pengembangan. Vera Kirana dipilih menggantikan Partha Sarathi.
Dengan demikian, jajaran direksi dan komisaris perusahaan menjadi sebagai berikut:
Komisaris Utama: Dody Usodo Hargo
Komisaris: Cahyo R Muzhar, Yustinus Prastowo, Widiarto
Komisaris Independen: Hironimus Hilapok dan Abdul Muni
Direktur Utama: Entus Asnawi Mukhson
Direktur Operasi 1: Suko Widigdo
Direktur Operasi 2: Pundjung Setya Brata
Direktur Keuangan: AA G Agung Darmawan
Direktur SDM: Agus Karianto
Direktur Quality, Health, Safety and Environment dan Pengembangan: Vera Kirana