Bio Farma Buka Peluang Vaksin AstraZeneca Buat Jemaah Haji

CNN Indonesia
Selasa, 25 Mei 2021 20:10 WIB
PT Bio Farma (Persero) Tbk tak menutup kemungkinan calon jemaah haji yang sebelumnya mendapat vaksin Sinovac kembali disuntik dengan vaksin AstraZeneca.
PT Bio Farma (Persero) Tbk tak menutup kemungkinan calon jemaah haji yang sebelumnya mendapat vaksin Sinovac kembali disuntik dengan vaksin AstraZeneca. Ilustrasi. (REUTERS/DADO RUVIC).
Jakarta, CNN Indonesia --

Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir tengah mempertimbangkan penggunaan vaksin AstraZeneca untuk calon jemaah haji Indonesia.

Pasalnya, Pemerintah Arab Saudi hanya mengizinkan jemaah haji yang telah divaksin produk perusahaan farmasi Eropa dan Amerika Serikat (AS) seperti Pfizer, Moderna, Johnson and Johnson, dan AstraZeneca.

Bahkan, tak menutup kemungkinan calon jemaah yang sebelumnya telah mendapatkan vaksin Sinovac kembali disuntik dengan vaksin AstraZeneca.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal itu, kata Honesti, akan dibahas bersama Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM), Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Vaksin (Komnas KIPI) dan Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (Itagi)

"Nanti diatur bagi jamaah yang sempat dapat vaksinasi Sinovac, kami diskusikan dengan Badan POM, Komnas KIPI dan Itagi apakah mereka boleh diberikan vaksin AstraZeneca untuk bisa memenuhi persyaratan," ujarnya dalam rapat Komisi VI DPR, Selasa (25/5).

Menurut Honesti, opsi tersebut juga didasarkan pada pertimbangan bahwa AstraZeneca telah memperoleh sertifikasi WHO. Sementara saat ini tercatat ada 1.389.600 dosis vaksin jadi AstraZeneca sudah ada di Bio Farma.

"Tentunya ini ada pertimbangan tertentu yang harus dipertimbangkan oleh ahlinya. Kami akan memberikan semacam opsi saja," jelasnya.

Strategi lain yang diusulkan manajemen Bio Farma adalah diplomasi pemerintah Indonesia dengan otoritas Arab Saudi.

Saat ini, pihaknya telah berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Kementerian BUMN, Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dan Kementerian Agama (Kemenag) terkait langkah tersebut.

"Perlu dilakukan agar vaksinasi covid-19 di dalam negeri masuk dalam syarat perjalanan haji. Sebab, kebijakan otoritas negara setempat di tengah pandemi covid-19 dengan membatasi jenis vaksin, hanya akan memberikan kendala bagi negara-negara muslim, terutama Indonesia yang memiliki jamaah haji terbesar di dunia," pungkasnya.

[Gambas:Video CNN]



(hrf/sfr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER