Melihat Keuangan Hero yang Tutup Semua Gerai Giant Tahun Ini

CNN Indonesia
Kamis, 27 Mei 2021 11:49 WIB
Sebelum mengumumkan rencana menutup Giant, Hero Supermarket mengalami tekanan kinerja. Berikut tekananannya.
Sebelum mengumumkan rencana menutup Giant, Hero Supermarket mengalami tekanan kinerja. Berikut tekananannya.. Ilustrasi. (CNN Indonesia/Andry Novelino).
Jakarta, CNN Indonesia --

PT Hero Supermarket Tbk mengumumkan bakal menutup seluruh gerai hypermarket Giant pada akhir Juli ini. Perusahaan mengaku ingin berfokus pada bisnis dan merek dagang yang memiliki potensi bertumbuh lebih tinggi.

Bagian dari rencana ini, perseroan juga akan menambah lima gerai IKEA dan membuka hingga 100 gerai Guardian sampai 2022 mendatang.

Lantas, seperti apa kinerja perusahaan yang memegang merek dagang IKEA, Hero Supermarket, Gurardian, hingga Giant ini?

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Melihat laporan tahunan yang dipublikasikan perusahaan, perseroan sudah merugi sejak 2017 lalu. Manajemen mengungkapkan rugi yang ditanggung pada 2018 senilai Rp1,25 triliun, membengkak dari catatan 2017 yang hanya Rp191,4 miliar.

Pada 2018, perusahaan mencatatkan total 445 toko yang terdiri dari 1 IKEA; 57 Giant Eksta; 3 Giant Mart; 82 Giant Ekspres; 32 Hero Supermarket; dan 270 Guardian.

Manajemen mengungkapkan Giant merupakan mereka dagang yang mengalami kendala terbesar dalam mengimbangi preferensi pelanggan.

"Mengatasi tantangan ini akan membutuhkan waktu. Akan ada beberapa 'perbaikan cepat' dan tidak ada 'solusi yang sederhana atas masalah yang sulit. Tetapi dengan menerapkan program transformasi multi-tahun dan memberikan perbaikan jangka panjang serta didukung oleh seluruh karyawan," jelas manajemen mengutip laporan keuangan 2018, Kamis (27/5).

[Gambas:Video CNN]

Pada 2019, perusahaan mengalami perbaikan kinerja dengan mencetak laba bersih sebesar Rp70,63 miliar. Sedangkan pendapatan bersih dinyatakan senilai Rp12,26 triliun atau turun 5,4 persen dari tahun sebelumnya. Manajemen menyebut perbaikan kinerja disumbang oleh Guardian dan IKEA.

Sayangnya, balik arah usaha perseroan tidak bertahan lama. Akibat pandemi, pada 2020 lalu Hero Group lagi-lagi mencatatkan kerugian.

Kali ini sebesar Rp1,21 triliun. Pasalnya, pendapatan bersih usaha yang senilai Rp8,89 triliun tidak dapat menutupi beban pokok pendapatan dan beban usaha.

"Faktor utama yang berperan sama besarnya atas kinerja yang dilaporkan perseroan adalah terkait dengan penerapan PSBB oleh pemerintah mengenai pembatasan aktivitas masyarakat dan beban non-tunai yang dikeluarkan oleh perseroan terkait dengan program optimasi toko," jelas manajemen.

Dari sisi SDM, jumlah karyawan perusahaan mengalami penyusutan sebanyak 4.725 orang dari 14.642 pada catatan 2017, menjadi 9.917 orang pada 2020 lalu.

Sedangkan pada kuartal I 2021, kerugian masih berlanjut senilai Rp2 miliar.

"Jangka waktu dan tingkat dampak pandemi covid-19 terhadap PT Hero masih belum pasti. Namun, perseroan memperkirakan pandemi akan terus mempengaruhi operasional tahun ini yang tetap penuh tantangan," tutup manajemen.

(wel/agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER