SKK Migas: Butuh 5 Tahun Pulihkan Investasi Hulu Migas

CNN Indonesia
Kamis, 27 Mei 2021 13:52 WIB
SKK Migas mengatakan dibutuhkan waktu lima tahun agar investasi hulu migas bisa kembali ke masa sebelum pandemi covid-19.Ilustrasi hulu migas. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono).
Jakarta, CNN Indonesia --

Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengatakan dibutuhkan waktu lima tahun agar investasi hulu migas bisa kembali ke masa sebelum pandemi covid-19.

Pasalnya, pandemi covid-19 menyebabkan investasi hulu migas global turun cukup signifikan, yakni 25-32 persen pada tahun lalu.

"Dengan adanya pukulan pada 2020 yang menyebabkan upstream investment minus US$145 miliar, investasi hulu migas memang diperkirakan akan naik tapi untuk mengejar gap yang ditimbulkannya dibutuhkan waktu lima tahun," ujarnya di Komisi VII DPR, Kamis (27/5).

Sementara itu pada kuartal I lalu, capaian investasi hulu migas masih di angka US$2,4 miliar atau 19,4 persen dari target APBN 2021. Kemudian, pengendalian cost recovery tercatat mencapai US$1,7 miliar atau 21,4 persen dari target US$8,07 miliar dan penerimaan negara tercatat sebesar US$3,29 miliar atau 45,2 persen dari target US$7,28 miliar.

Dwi juga menyampaikan realisasi lifting migas hingga kuartal I 2021 masih lebih rendah dari target APBN.

Tercatat, lifting minyak hingga akhir Maret lalu masih sebesar 676,52 ribu barel per hari (bph) atau setara 96,4 persen dari target APBN sebesar 705 ribu bph, sedangkan lifting gas mencapai 5.539 MMSCFD atau setara 98,3 persen dari target 5.638 MMSCFD.

Menurut Dwi masih rendahnya capaian lifting di awal tahun ini juga disebabkan rendah investasi pada akhir 2020.

Dwi pun menambahkan pihaknya masih berupaya untuk mempercepat kegiatan pengeboran Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) demi mendongkrak kinerja produksi dan lifting di tahun ini.

"Produksi minyak dan kondensat dengan segala upaya yang telah kami bahas bersama KKKS kami memprognosakan untuk akhir 2021 masih 682 ribu barel per hari mudah-mudahan bisa kita kembali ke angka 700 ribu di akhir tahun tapi kami masih melihat," jelasnya.

Sementara itu, merujuk data SKK Migas yang ia paparkan, hanya 7 dari 15 KKKS yang berhasil mencatatkan kinerja di atas target APBN yakni:

1. Pertamina Hulu Mahakam (PHM) dengan produksi mencapai 28.317 bph atau setara 128,7 persen dari APBN sebesar 22.000 bph.
2. PHE ONWJ Ltd dengan produksi 29.291 bph setara 104,6 persen dari target APBN sebesar 28.000 bph.
3. Medco E&P Natuna dengan raihan produksi 16.173 bph setara 154 persen dari target APBN sebesar 10.500 bph
4. Petronas Carigali (Ketapang) Ltd mencatatkan produksi 7.796 bph atau 105,3 persen dari target APBN sebesar 7.405 bph.
5. Pertamina Hulu Sanga Sanga sebesar 11.920 bph setara 100,2 persen dari target APBN sebesar 11.900 bph.
6. Medco E&P Rimau dengan produksi 6.360 bph setara 117,8 persen dari APBN sebesar 5.400 bph.
7. JOB Pertamina-Medco Tomori Sulawesi Ltd dengan produksi sebesar 7.645 bph atau setara 118,1 persen dari target APBN 6.476 bph.



(hrf/age)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK