ASITA Minta Pembelian Tiket WFB ASN via Travel Agent

CNN Indonesia
Rabu, 09 Jun 2021 23:51 WIB
ASITA meminta pemerintah agar pembelian tiket untuk 25 persen ASN yang bekerja dari Bali tak hanya membeli di maskapai tapi dilakukan lewat travel agent.
ASITA meminta pemerintah agar pembelian tiket untuk 25 persen ASN yang bekerja dari Bali tak hanya membeli di maskapai tapi dilakukan lewat travel agent.(iStockphoto/master2).
Jakarta, CNN Indonesia --

Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) Nunung Rusmiati meminta pemerintah agar pembelian tiket untuk 25 persen aparatur sipil negara (ASN) yang bekerja dari Bali (work from Bali/WFB) tak hanya membeli di maskapai. Ia mengusulkan agar pembelian tiket juga dilakukan lewat travel agent.

"Kalau ASN 25 persen (WFB), tolong transaksi tidak langsung di maskapai. Tapi pilih travel," ucap Nunung dalam diskusi online FMB9, Rabu (9/6).

Menurutnya, hal ini perlu dilakukan agar travel agent juga mendapatkan keuntungan. Dengan demikian, ekonomi bisa lebih bergerak karena tak hanya satu pihak yang mendapatkan keuntungan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami dapat keuntungan agar ekonomi berjalan," katanya.

Sebelumnya, Kepala Biro Komunikasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Vinsensius Jemadu mengatakan kuota ASN yang diusulkan untuk bekerja dari Bali akan mempertimbangkan kemampuan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Lalu, kebijakan ini juga akan mempertimbangkan aturan work from office (WFO) bagi ASN yang hanya 50 persen.

"Kami mengusulkan saat ini kalau kami lihat bahwa work from office itu sekitar 50 persen. Nah, kalau tu bisa dibagi 2, 25 persen yang work from office, 25 persen yang work from Bali dengan memaksimalkan existing budget yang ada," ucap Vinsensius.

Menurut dia, kebijakan ini akan mendorong pemulihan ekonomi pasca dihantam pandemi covid-19. Pasalnya, jika 25 persen bekerja di Bali, maka otomatis akan meningkatkan tingkat okupansi hotel di wilayah tersebut.

"Lagi pula kalau memang benar biaya akomodasi dihitung bulanan katakanlah 3 juta atau 4 juta per bulan, satu kamar untuk akomodasi di Bali, saya kira itu bisa dibuat sedemikian rupa sehingga ASN itu secara bergantian secara bergelombang sampai dengan akhir tahun melakukan work from Bali," ujar Vinsensius.

Namun, pemerintah masih perlu waktu untuk mengkaji kebijakan itu lebih detail. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif akan merinci kuota dan jenis pekerjaan apa saja yang bisa bekerja di Bali.

[Gambas:Video CNN]



(aud/age)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER