Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengaku tak tahu menahu soal rencana pembelian alat peralatan pertahanan dan keamanan (alpalhankam) atau alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang mencapai US$124.995.000.000 atau setara Rp1,7 kuadriliun. Hal ini diungkapkan saat rapat kerja bersama Komisi XI DPR RI, Rabu (9/6).
"Kalau itu dibiayai pinjaman luar negeri, harus lewat Bappenas. Bappenas tidak pernah tahu angka itu," ucap Suharso.
Ia juga mengaku heran anggaran belanja untuk alutsista bisa bocor ke publik. Pasalnya, alokasi dana untuk peralatan pertahanan merupakan rahasia negara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya tahu persis tidak mungkin belanja alutsista itu terbuka dan saya heran belanja alpalhankam itu bisa bocor ke mana-mana. Itu bagian dari rahasia negara, itu membingungkan saya," jelas Suharso.
Sebelumnya, Kementerian Pertahanan dikabarkan akan melakukan pembelian alpalhankam untuk memenuhi kebutuhan tiga matra Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Rencana ini tertuang dalam dokumen rancangan Peraturan Presiden (Perpres) Tentang Pemenuhan Kebutuhan Alat Peralatan Pertahanan dan Keamanan (Alpalhankam) Kementerian Pertahanan dan TNI tahun 2020-2024. Perpres itu merupakan tindak lanjut rencana strategis khusus 2020-2024.
Dalam dokumen itu, Kementerian Pertahanan disebutkan akan mengajukan pinjaman ke luar negeri. Rencananya, pengadaan alat-alat tersebut dijalankan hingga 2044 mendatang.
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menyebut saat ini rencana pinjaman dana untuk memenuhi kebutuhan modernisasi alutsista masih digodok. Menurutnya, hal itu masih dalam tahap perencanaan.
"Ini sedang digodok, sedang direncanakan," kata Prabowo di Gedung DPR kemarin.