Penguatan Dolar AS Tekan Harga Minyak

CNN Indonesia
Jumat, 18 Jun 2021 07:34 WIB
Harga minyak dunia melemah hampir 2 persen pada perdagangan Kamis (17/6) sore waktu AS akibat tertekan oleh penguatan dolar AS.
Penguatan dolar AS yang terjadi akibat pernyataan The Fed tekan harga minyak. Ilustrasi. (iStock/ozgurdonmaz).
Jakarta, CNN Indonesia --

Harga minyak mentah anjlok hampir 2 persen dari level tertinggi dalam beberapa tahun pada akhir perdagangan Kamis (17/6) sore  waktu Amerika Serikat atau Jumat (18/6) pagi WIB.

Penurunan yang terjadi setelah minyak naik selama lima hari beruntun dipicu penguatan dolar AS usai mendapat sentiman positif dari pernyataan bank sentral AS, Federal Reserve (Fed).

Mengutip Antara, Jumat (18/6), harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Agustus turun US$1,31 atau 1,8 persen ke level US$73,08 per barel. Sementara itu, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Juli turun US$1,11 atau 1,5 persen ke level US$71,04 per barel.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada Rabu (16/6) harga minyak Brent menetap di level tertinggi sejak April 2019 dan WTI pada level tertinggi sejak Oktober 2018. Meskipun penurunan pada Kamis (17/6) adalah persentase penurunan harian terbesar sejak Mei, kedua harga acuan tersebut diperkirakan masih naik lebih dari 40 persen sepanjang tahun ini.

Dolar AS menguat ke level tertinggi sejak pertengahan April terhadap sejumlah mata uang utama lainnya setelah Fed mengisyaratkan akan menaikkan suku bunga acuan secepatnya pada 2023 atau lebih cepat dari yang diperkirakan.

Penguatan dolar itu membuat harga minyak lebih mahal dalam mata uang lain sehingga berpotensi mengurangi permintaan. Alhasil, penurunan harga menjadi tak terhindarkan.

Selain dari faktor tersebut, penurunan juga dipicu kekhawatiran pasar atas penurunan permintaan minyak seiring lonjakan kasus virus corona baru di Inggris dan negara lainnya.

[Gambas:Video CNN]

Di Inggris misalnya, kasus harian infeksi corona melonjak sampai dengan 11.007 pada Kamis kemarin. Kasus itu merupakan rekor tertinggi sejak 19 Februari.

"Lonjakan kasus covid di Inggris ini meskipun vaksinasi cepat akan meningkatkan banyak alarm tentang seberapa cepat seluruh Eropa akan dibuka kembali," kata Analis Pasar Senior OANDA, Edward Moya.

Minyak juga mendapatkan tekanan dari kekhawatiran pasar atas potensi peningkatan pasokan dari Iran.

Analis mengatakan Iran dapat meningkatkan pasokan minyak sebesar 1 juta hingga 2 juta barel per hari jika sanksi atas proyek nuklir mereka dicabut AS.

(antara/agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER