ANALISIS

Skenario Terburuk Ekonomi Bila Pemerintah Terapkan Lockdown

CNN Indonesia
Jumat, 18 Jun 2021 14:03 WIB
Ekonom mengatakan tuntutan kepada pemerintah untuk melakukan lockdown demi menekan penyebaran corona memang pilihan sulit, terutama bagi ekonomi.
Ekonom mengatakan kemungkinan lockdown yang diambil pemerintah demi menekan penyebaran corona yang belakangan ini kasusnya naik bisa meningkatkan utang negara. Ilustrasi. (CNN Indonesia/Safir Makki).

Untuk tahun depan yang diproyeksikan pemerintah berada di angka 4,5-4,85 persen dari PDB saja, menurutnya, defisit APBN masih akan berada di angka 5 persen.

"Semakin berat ini fiskal kita. Utang juga semakin menumpuk," jelasnya.

Bahkan tanpa lockdown pun, menurut Yose, pertumbuhan ekonomi di kuartal II tahun ini bisa meleset dari proyeksi pemerintah yang ada di angka 7 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebab belanja masyarakat di Juni 2021 ternyata kembali menurun dengan memburuknya kondisi pandemi.

"Ini sudah berkali-kali diwanti-wanti bahwa akan ada lonjakan di Juni. Tapi memang masalah kesehatan susah sekali dikendalikan. Kesempatan berkali-kali kebobolan terus," tuturnya.

Ekonom Institut for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda mengatakan adanya lockdown selama sebulan bakal memukul sektor-sektor yang memiliki kontribusi besar terhadap pembentukan produk domestik bruto (PDB).

"Sektor yang paling terdampak adalah perdagangan, transportasi, dan akomodasi makanan minuman," ujarnya.

Seperti diketahui, dalam struktur PDB Indonesia, sektor perdagangan memiliki kontribusi sebesar 13,10 persen. Sedangkan transportasi dan pergudangan kontribusinya mencapai 4,28 persen, dan akomodasi makan dan minum 2,58 persen.

Tak hanya tiga sektor tersebut, sektor manufaktur pun juga mengalami penurunan lantaran permintaan barang makin berkurang. Imbasnya utilisasi industri menurun dan pemangkasan karyawan berpotensi kembali terjadi.

Penurunan sektor manufaktur, yang merupakan kontributor terbesar dalam struktur PDB (19,84 persen), akan merupakan pukulan keras bagi perekenomian.

Ia memproyeksikan, pertumbuhan ekonomi hingga akhir tahun hanya akan berada di angka 2 persen hingga 2,8 persen. "Tanpa lockdown proyeksi saya bisa sampe 3 persen. Namun langkah lockdown ini perlu diambil agar kasus covid-19 di Indonesia menurun," tandasnya.

(hrf/agt)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER