Realisasi Pembiayaan Investasi Naik 298 Persen Selama Corona
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan realisasi investasi pemerintah hingga akhir Mei 2021 sebesar Rp25,6 triliun. Angka itu melonjak hingga 298 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
"Ini meningkat sangat drastis dibandingkan dengan tahun lalu (Mei 2020) hanya Rp6,4 triliun, jadi kenaikan hampir tiga kali lipat atau 298 persen," ungkap Sri Mulyani dalam konferensi pers, Senin (21/6).
Sri Mulyani menjelaskan investasi itu dicairkan salah satunya untuk Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN). Dana tersebut khususnya untuk mendukung proyek strategis nasional (PSN).
"Beberapa untuk LMAN untuk PSN, program pemulihan ekonomi nasional (PEN) daerah, dan Badan Layanan Umum (BLU)," kata Sri Mulyani.
Sementara, pembiayaan utang hingga akhir Mei 2021 sebesar Rp330,1 triliun. Jumlahnya setara dengan 96 persen dari target semester I 2021 atau 40,55 persen dari target 2021.
"Pembiayaan utang dipenuhi lewat penerbitan surat berharga negara (SBN)," imbuh Sri Mulyani.
Pembiayaan utang dari SBN sebesar Rp348 triliun. Lalu, dikurangi dengan pinjaman pemerintah yang sebesar Rp17,9 triliun, sehingga total pembiayaan utang Rp330 triliun.
"Kontribusi pembelian SBN oleh BI sebesar Rp116,26 triliun. Seiring kondisi pasar SBN yang membaik, sejak Mei penerbitan SBN melalui GSO tidak dilakukan," terang Sri Mulyani.
Ia mengatakan pembiayaan utang menopang kebutuhan pembiayaan non utang. Hal ini termasuk investasi dan menutup defisit APBN di tengah penanganan pandemi covid-19.
Sementara, pemberian pinjaman sebesar Rp1,7 triliun. Secara total, pembiayaan anggaran hingga akhir Mei 2021 sebesar Rp309,3 triliun.