ANALISIS

Skenario Dampak Ekonomi RI saat PPKM Mikro Ketat vs Lockdown

uli | CNN Indonesia
Selasa, 22 Jun 2021 07:01 WIB
Ekonom menilai dampak pengetatan PPKM mikro terhadap ekonomi tidak akan seburuk penerapan PSBB atau lockdown.
Ekonom menilai dampak pengetatan PPKM mikro terhadap ekonomi tidak akan seburuk penerapan PSBB atau lockdown. Ilustrasi. (ANTARA FOTO/YUSUF NUGROHO).
Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memutuskan untuk memperketat kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) skala mikro mulai 22 Juni sampai 5 Juli 2021. Kebijakan ini diambil untuk menghadapi lonjakan kasus positif virus corona atau covid-19 dalam beberapa hari terakhir.

Kendati begitu, desakan dari sejumlah pihak agar pemerintah langsung mengambil kebijakan penguncian wilayah (lockdown) atau pembatasan sosial berskala besar (PSBB) tetap menggema. Desakan muncul karena lonjakan kasus mencetak rekor tertinggi, namun kemampuan fasilitas dan layanan rumah sakit semakin terbatas.

Lalu, apa dampak ekonomi dari PPKM Mikro Ketat? Bagaimana pula dampak bila skenario lockdown diterapkan di Indonesia?

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Ekonom sekaligus Direktur Eksekutif Indef Tauhid Ahmad, dampak ekonomi dari PPKM Mikro Ketat tentu tidak seburuk lockdown atau PSBB. Mengapa?

Pertama, aktivitas ekonomi dan mobilitas masyarakat tidak benar-benar 'mati', namun hanya dikurangi saja. Misalnya, pekerja yang bekerja dari rumah (work from home/WFH) naik dari 50 persen menjadi 75 persen.

Artinya, masih ada 25 persen yang boleh ke kantor. Mereka masih bisa naik transportasi umum atau kendaraan online hingga kendaraan pribadi. Jadi setidaknya masih ada konsumsi dari kalangan pekerja meski minim.

Bahkan, pekerja di sektor esensial, seperti industri pelayanan dasar, utilitas publik, kebutuhan pokok masyarakat, semuanya masih bisa bekerja 100 persen, meski dengan catatan protokol kesehatan yang lebih ketat.

Masyarakat juga masih bisa pergi ke pusat perbelanjaan atau mal meski cuma sampai pukul 20.00 WIB. Kunjungan ke restoran pun dapat dilakukan dengan 25 persen dari total kapasitas.

"Kalau PPKM Mikro Ketat dampaknya tidak besar, meski tetap ada, tapi perlambatan ekonominya relatif lebih kecil daripada lockdown regional. Apalagi yang diperketat cuma di 10 ruas jalan utama, ya tidak berpengaruh, aktivitas ekonomi masih bisa berjalan," ungkap Tauhid kepada CNNIndonesia.com.

Kedua, beban anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) juga tidak terlalu bertambah berat dan masih relatif bisa menopang perekonomian, meski pemerintah mungkin harus menambah beberapa bantuan sosial (bansos) dan insentif.

Kendati begitu, ia belum bisa memperkirakan berapa kira-kira tambahan beban APBN untuk menopang ekonomi saat PPKM Mikro Ketat.

"Makanya kenapa PPKM Mikro Ketat yang dipilih? Ya karena cost APBN-nya paling kecil juga daripada lockdown regional atau bahkan nasional. Ekonomi juga masih jalan, meski tidak ada garansi kasus bisa cepat pulih seperti level rendah 4.000-an dulu," ucapnya.

Cek dampak lockdown terhadap ekonomi pada halaman berikutnya.

Dampak Lockdown

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER