Institut Pemeriksa Keuangan Negara (IPKN) disebut memiliki peran dalam meningkatkan profesionalisme para pemeriksa keuangan, antara lain melalui pendidikan berkelanjutan yang bertujuan menjaga dan mengembangkan kompetensi.
Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Agung Firman Sampurna mengatakan, peningkatan profesionalisme pemeriksa keuangan negara merupakan hal penting. Hal itu disebabkan karena pemeriksa diharapkan mampu meningkatkan transparansi, akuntabilitas, integritas, dan kualitas pengelolaan keuangan negara yang kelak berdampak pada kesejahteraan masyarakat dan pencapaian tujuan negara.
"Pemeriksa keuangan negara harus mampu menjadi sumber yang terpercaya dalam memberikan satu pandangan yang independen dan objektif atas berbagai masalah dalam pengelolaan keuangan negara, dan mampu memandu sektor publik ke arah yang lebih baik dan mampu menjadi teladan (leading by example) bagi pemangku kepentingan," ujar Agung dalam Kongres I IPKN yang digelar pada Selasa (22/6) di Jakarta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada acara tersebut, dilakukan pengesahan Perubahan Anggaran Dasar IPKN, pengesahan Anggaran Rumah Tangga IPKN, Program Umum IPKN, dan pengesahan persetujuan atas rancangan Kode Etik Profesi dan Kode Perilaku Profesi. Selaku Ketua Dewan Pembina IPKN, Agung ingin agar IPKN mulai melaksanakan tugas dan fungsi secara efektif, profesional, dan akuntabel.
Menurut Agung, IPKN harus bisa menjawab tantangan yang ada dengan menjadi sarana bagi para pemeriksa keuangan negara untuk terus meningkatkan kompetensi sebagai wadah pengetahuan terkait pemeriksaan keuangan negara.
Bersamaan dengan gelaran kongres, juga diadakan seminar bertema Integrated Auditing for the Public Sector. Pimpinan Pemeriksaan Keuangan Negara V (Anggota V BPK) sekaligus Ketua Umum DPN IPKN Bahrullah Akbar menjelaskan, pelaksanaan seminar bertujuan meningkatkan pemahaman dan menambah pengetahuan terkait pemeriksaan keuangan negara.
Pemilihan tema tersebut, lanjut Bahrullah, sejalan dengan kebijakan BPK dalam merespons era VUCA (volatility, uncertainty, complexity, ambiguity) atau era TUNA (turbulent, uncertain, novel, ambiguous). Integrated audit atau komprehensif audit, yang kadang disebut dengan Long Form Audit Report (LFAR), adalah suatu pendekatan audit yang memadukan audit keuangan dengan audit kinerja.
"Penggabungan kedua audit ini memerlukan perubahan pola pikir auditor sektor publik, karena pada saat yang sama mereka harus mampu melaksanakan audit keuangan dan audit kinerja yang masing-masing memiliki filosofi, metodologi, dan pendekatan audit yang berbeda," paparnya.
Kegiatan Kongres I IPKN dan seminar yang dilaksanakan secara virtual dan fisik terbatas di Badan Pendidikan dan Pelatihan Pemeriksaan Keuangan Negara (Badiklat PKN) ini dihadiri oleh seluruh Dewan Pembina IPKN dan Dewan Pengurus Nasional (DPN) serta Dewan Pengurus Wilayah (DPW) IPKN, dengan Wakil Ketua BPK Agus Joko Pramono (Wakil Ketua Dewan Pembina IPKN) sebagai keynote speaker.
Adapun narasumber dalam seminar ini, yaitu KPMG Distinquished Professor of Accounting Information System, Rutgers Business School - Newark & New Brunswick Miklos A. Vasarhelyi, Kepala BPKP Muhammad Yusuf Ateh, dan Ketua DPN IAI/Anggota Dewan Pembina YPIA/Anggota Dewan Pengarah DSQGIA Mardiasmo. Bertindak sebagai moderator adalah Kepala Auditorat Keuangan Negara III.A Ahmad Adib Susilo.
(rea)