Pemerintah akan mengalihkan 75 persen oksigen untuk kebutuhan industri menjadi untuk medis. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan nantinya oksigen tersebut akan digunakan untuk pasien covid-19.
Budi menyatakan pengalihan (konversi) oksigen tersebut dilakukan untuk menambah stok oksigen seiring lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia. Budi sudah berkoordinasi dengan supplier oksigen untuk mengonversi persediaan yang ada.
"Kami sudah mendapatkan komitmen daripada supplier oksigen ini bahwa mereka bisa mengalihkan kapasitas oksigen untuk industri ke medis," kata Budi dalam konferensi pers yang disiarkan melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (25/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Budi mengatakan sebenarnya Indonesia tidak kekurangan oksigen. Ia menjelaskan, yang membuat Indonesia terlihat kekurangan oksigen yaitu karena 75 persen oksigen tersebut selama ini diperuntukkan untuk industri. Sehingga, 75 persen itu harus dialihkan ke medis.
Ia memaparkan kapasitas oksigen untuk industri mencapai 476.213. Sementara untuk medis sebanyak 156.188. Menurutnya jumlah tersebut cukup.
"Oksigen yang ada itu cukup. Kita memiliki kapasitas produksi oksigen di Indonesia itu sebagian besar itu untuk oksigen industri. 75 persen itu untuk industri, hanya 25 persen untuk medis," ucap dia.
Sebelumnya, persediaan oksigen di beberapa daerah dikabarkan menipis. Daerah tersebut di antaranya Yogyakarta dan Jawa Tengah.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Bantul Sri Wahyu Joko Santosa menuturkan menipisnya stok oksigen seiring dengan kebutuhan yang meningkat belakangan.
Direktur RSUD Kota Yogyakarta Ariyudi Yunita juga mengatakan kebutuhan oksigen cair untuk perawatan covid-19 di rumah sakitnya meningkat secara signifikan belakangan ini. Meski begitu, ia menyebut pasokan dari supplier yakni PT Samator sejauh ini masih terus mengalir meski dengan jumlah yang lebih minim.
"Biasanya Samator itu mengirimkan harusnya per bulan kadang-kadang cuma sekali. Tapi karena tren kasus meningkat, jadi mengirimkan seminggu sekali karena kebutuhan akan oksigen," kata Yunita, Kamis (23/6).