REKOMENDASI SAHAM

Saham Ciamik Pilihan di Tengah Ledakan Kasus Covid-19

Wella Andany | CNN Indonesia
Senin, 28 Jun 2021 07:13 WIB
Analis merekomendasikan saham-saham bank dan teknologi untuk dikoleksi investor di tengah ledakan kasus covid-19.
Analis merekomendasikan saham-saham bank dan teknologi untuk dikoleksi investor di tengah ledakan kasus covid-19. Ilustrasi. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan).
Jakarta, CNN Indonesia --

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,25 persen pada perdagangan pekan lalu atau naik dari 6.007 menjadi 6.022. Pada periode sama, investor asing membukukan pembelian bersih (net buy) sebesar Rp1,32 triliun.

CEO Sucor Sekuritas Bernadus Setya Ananda Wijaya memprediksi indeks bergerak cenderung menguat pada awal pekan, karena sentimen pasar global.

Indeks Dow Jones di AS menguat 0,69 persen pada akhir pekan lalu. Penguatan indeks dipicu oleh pertumbuhan Indeks Belanja Konsumsi Pribadi (Personal Consumption Expenditures/PCE) AS pada Mei 2021.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Melansir CNN Business, Kementerian Perdagangan AS mencatat pertumbuhan PCE sebesar 3,4 persen pada Mei 2021. PCE menjadi yang tertinggi selama 29 tahun terakhir atau sejak 1992 silam.

Menurut Bernard, catatan PCE yang sesuai dengan ekspektasi pasar menjadi salah satu indikasi bahwa perekonomian di AS mulai pulih dari pandemi covid-19.

"Indeks Dow Jones ditutup meningkat 0,69 persen diakibatkan karena sentimen beli di AS dipicu oleh PCE yang meningkat 2,4 persen secara tahunan pada Mei," terang dia kepada CNNIndonesia.com, Senin(28/6).

Di dalam negeri, pasar bursa masih dihantui oleh ledakan kasus covid-19 yang sejak pekan lalu telah mencapai kasus tertinggi, yaitu 21.342 kasus. Sehingga, kenaikan indeks masih akan terbatas.

Ia mengatakan tingkat ketersediaan rumah sakit yang mulai penuh membuat pelaku pasar mulai khawatir. Pasalnya, tingkat ketersediaan rumah sakit berbanding lurus dengan pembatasan aktivitas masyarakat di luar rumah.

Jika ekonomi melambat dan capaian ekonomi kuartal II 2021 melambat di bawah ekspektasi pemerintah, yaitu 7 persen, maka kemungkinan akan terjadi penjualan (sell off) investor.

Ledakan kasus covid-19 perlu menjadi catatan karena Indonesia menjadi negara tertinggi kelima dengan tambahan kasus harian covid-19 terbanyak dunia, hanya kalah dari India, Brasil, dan Colombia.

Meskipun was-was, namun ia optimis dampak ekonominya tidak akan terlalu dalam karena pemerintah telah memastikan tidak akan memberlakukan kebijakan ekstrem dan melanjutkan PPKM Mikro.

Bernard mengungkapkan dua skenario perkembangan kasus covid-19 pekan ini. Pertama, jika kasus bisa ditekan di bawah 15 ribu per hari, maka ia memprediksi IHSG dapat melaju di rentang 5.957-6.117.

Tapi, bila kasus covid-19 tetap tinggi di kisaran lebih dari 15 ribu per hari, Bernard memproyeksikan indeks bakal sulit menembus level 6.117 dan akan bergerak di kisaran 5.957-6.085.

"Terutama bila indeks berada di level support 5.957, ini bisa dijadikan kesempatan untuk beli di harga murah (buy on weakness)," imbuhnya.

Lebih jauh, ia juga memperkirakan pelaku pasar asing masih akan melanjutkan pembelian bersih. Dari berbagai saham yang diburu asing pekan lalu, Bernard melihat ada potensi asing masih membidik beberapa saham besar.

Salah satu sektor yang diperkirakan menikmati pembelian bersih adalah sektor perbankan, khususnya saham-saham bank BUMN, seperti PT BNI (Persero) Tbk atau BBNI dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk atau BMRI.

BBNI di harga penutupan pekan lalu, yakni 4.760 masih murah untuk dibeli. Sedangkan untuk BMRI, ia menyarankan untuk membeli di area 5.800-5.900.

Saham potensi bidikan asing lainnya adalah PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk atau TLKM dengan rekomendasi area beli di 3.220-3.260. "Dengan covid-19 seperti pisau bermata dua, TLKM malah mampu meningkatkan penjualan datanya," jelasnya.

Menanti IPO Bukalapak

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER