Juru Bicara Kementerian PUPR Bidang Teknologi, Industri dan Lingkungan Endra S Atmawidjadja memastikan bahwa proyek infrastruktur tak akan dihentikan meski kasus covid-19 melonjak.
Pasalnya, program-program tersebut membuka lapangan kerja baru serta memberikan multiplier effect cukup besar bagi perekonomian.
"Tidak ada proyek infrastruktur di lingkungan Kementerian PUPR yang dihentikan selama pandemi ini. Jadi banyak rumah sakit yang justru kami bangun, kemudian jalan tol, bendungan, yang terus kami kejar progres sesuai target," ujarnya dalam diskusi virtual bertajuk 'Update Penyerapan Dana PEN Kuartal II', Rabu (30/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Endra menjelaskan selama pandemi covid-19, sebagian program infrastruktur Kementerian PUPR diarahkan untuk program padat karya sehingga dapat membantu para pekerja yang terkena PHK.
"Seperti bendungan, ini kan sebetulnya high tech, jalan tol juga dibutuhkan teknologi, tapi ada sebagian yang bisa dikerjakan dengan pola padat karya tunai, kami kerjasama dengan investor supaya masyarakat bisa punya kesempatan bekerja karena ini penting sekali," jelasnya.
Tak hanya di pedesaan, program infrastruktur di wilayah perkotaan pun bisa diarahkan untuk padat karya tunai, mulai dari pengentasan kawasan kumuh hingga pembuatan marka jalan.
"Jadi itu juga bisa pekerjaan sederhana dilakukan, misalkan tadi untuk babat rumput, pemotongan tanaman, kemudian pengecatan marka jalan sampai pembuatan pagar. Nah, itu saya kira kesempatan buat masyarakat bisa bekerja di kawasan perkotaan selain itu juga untuk pengolahan sampah," jelasnya.
Endra juga memaparkan capaian lima kegiatan Kementerian PUPR yang masuk dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dengan dana Rp71 triliun, yakni padat karya tunai sebesar Rp23,4 triliun, infrastruktur pariwisata Rp38,24 triliun, ketahanan pangan Rp34,3 triliun, ICT Rp240 miliar, serta kawasan industri Rp9,83 triliun.
Ia menyampaikan kegiatan tersebut terbagi menjadi beberapa program. Padat karya tunai misalnya, terdiri dari 20 program yang tersebar di empat bidang yakni Sumber Daya Air Rp7,15 triliun, Jalan dan Jembatan Rp6,69 triliun, Perumahan Rp4,11 triliun, dan Pemukiman Rp5,29 triliun.
Program-program tersebut ditujukan untuk membuka lapangan kerja seluas-luasnya serta mendistribusikan penghasilan yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat.
"Kami kalkulasi bisa menyerap 1,2 juta tenaga kerja. Ini kan bukan tenaga kerja yang skill labour tetapi tenaga kerja yang memang untuk jenis pekerjaan konstruksi sederhana, tidak beresiko tinggi dan bisa dikerjakan tanpa dukungan teknologi tinggi. Memang diperuntukkan untuk masyarakat yang kehilangan mata pencaharian," jelasnya.
Sementara secara umum, kata Endra, realisasi pagu dari total anggaran tersebut sudah mencapai 47 persen.
"Pagu kira-kira 47 persen yang sudah bisa kami serap. Sedangkan dari sisi tenaga kerja ini sudah mendekati 60 persen artinya dari 1,2 juta sudah 700 ribu orang yang bekerja," tandasnya.
(hrf/age)