Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati meninggal dunia pada hari ini, Kamis (1/7). Enny meninggal akibat covid-19 yang menginfeksinya sejak sepekan lalu.
Sebelum meninggal, kondisi Enny yang sempat mengalami kesulitan mendapatkan rumah sakit sebenarnya sempat membaik.
Direktur Indef sejak 2011 itu lahir di Karanganyar, Jawa Tengah pada 27 Juli 1971. Lahir dan besar di lingkungan pedesaan membuatnya merasakan dan melihat betul penderita para petani.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak ayal, ia kerap terusik terhadap kebijakan pemerintah yang tak pro rakyat. Latar belakang itu pula yang membuatnya bertekad menempuh studi dalam bidang ekonomi.
Enny memperoleh gelar sarjana dan magister dari jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan di Universitas Diponegoro. Semasa kuliah ia telah menjadi peneliti dengan mengikuti penelitian-penelitian yang dilakukan para dosennya.
Setelahnya, Enny meraih gelar doktor program studi Ilmu Pertanian dengan konsentrasi Ekonomi Pembangunan di Institut Pertanian Bogor.
Sebelum menjadi direktur INDEF, Enny tercatat pernah menjadi staf ahli Komisi X DPR RI (2007-2010) dan mengajar di Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti (1996-2011).
Ia juga aktif menulis opini atau kolom di berbagai media cetak dan juga menjadi narasumber di berbagai seminar dan diskusi yang diselenggarakan oleh instansi pemerintah seperti lembaga tinggi negara, BUMN, korporasi, asosiasi, media, partai politik, dan lembaga swadaya masyarakat (NGO).
Sebagai seorang ekonom, ia tak ragu memberikan masukan kepada pemerintah demi kesejahteraan masyarakat, terutama terkait makroekonomi dan sektor pertanian.