Inggris Percepat Tinggalkan Batu Bara Jadi Oktober 2024
Inggris mempercepat target penghentian penggunaan batu bara dalam sektor ketenagalistrikan menjadi Oktober 2024 atau satu tahun lebih cepat dari rencana awal. Target baru itu diumumkan oleh Menteri Energi dan Perubahan Iklim Inggris Anne-Marie Trevelyan dalam Konferensi Powering Past Coal Alliance, Rabu (30/6) lalu.
"Batu bara memungkinkan terjadinya revolusi industri dua ratus tahun lalu, namun sekarang adalah saatnya untuk melakukan aksi yang cepat guna menghapuskan bahan bakar kotor ini secara menyeluruh dari sistem energi kita," ujar Travelyan dalam keterangan resmi.
Inggris terus mengurangi penggunaan batu bara sebagai sumber energi. Tahun lalu, batu bara hanya digunakan 1,8 persen untuk pembangkit listrik. Angka itu jauh lebih kecil dari satu dekade lalu yang mencapai 40 persen.
Di sisi lain, produksi listrik tanpa batu bara mencapai 5.000 jam pada 2020 (setara dengan sekitar 7 bulan). Pada awal tahun ini mencetak rekor baru dalam pembangkit listrik tenaga angin, dengan lebih dari sepertiga energinya berasal dari angin.
Kenaikan penggunaan sumber energi terbarukan tidak terlepas dari kompetisi, usaha bebas dan insentif pemerintah dalam memulai teknologi baru ini. Strategi itu dapat membantu menurunkan harga energi hijau, dan batu bara sekarang menjadi lebih mahal di kebanyakan negara.
Langkah ini sejalan dengan komitmen pemerintah untuk melakukan transisi dari bahan bakar fosil dan dekarbonisasi sektor ketenagalistrikan untuk menghapus peran Inggris dalam perubahan iklim pada 2050.
Inggris juga ingin mencontohkan upaya menurunkan emisi jelang perannya sebagai tuan rumah COP26 di Glasgow pada November mendatang. Untuk itu, Inggris mengajak negara-negara di dunia untuk mempercepat penghapusan batu bara sebagai sumber energi listrik.
"Menjelang COP26, saya berharap langkah mantap Inggris menuju masa depan yang lebih bersih dan hijau, mengirimkan sinyal yang jelas kepada negara sahabat di seluruh dunia bahwa listrik bersih adalah jalan masa depan," ujar COP26 President-Designate Alok Sharma.
Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste Owen Jenkins menambahkan pengumuman target ambisius Indonesia untuk mengakhiri era batu bara dan rencana untuk menerapkan insentif terhadap energi terbarukan dan pajak karbon merupakan langkah besar yang akan menguntungkan.
"Inggris menemukan bahwa angin adalah pengganti sumber energinya - Indonesia memiliki potensi yang jauh lebih besar meliputi surya, angin, panas bumi, dan masih banyak lagi," ujarnya.
Inggris juga merasa bangga dapat mendukung tekad Indonesia dalam transisi menuju energi rendah karbon masa depan yang berkelanjutan melalui program Mentari - Kerjasama Inggris dan Indonesia pada sektor energi rendah karbon.
Mentari berfokus pada peningkatan peraturan yang kondusif bagi pengembangan energi terbarukan, memobilisasi investasi ke dalam proyek energi terbarukan, membuktikan konsep proyek energi terbarukan jarak jauh, dan membagikan keahlian serta berkolaborasi dengan berbagai kelompok kepentingan.
Selanjutnya, pemerintah Inggris akan mengeluarkan undang-undang baru terkait percepatan penghentian penggunaan batu bara sesegera mungkin.