Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI) memproyeksi industri makanan dan minuman (mamin) tumbuh 5 persen hingga 7 persen. Hal ini karena permintaan produk makanan pokok terus meningkat di tengah pandemi covid-19.
"Saya perkirakan 2021 ini (industri) tumbuh 5 persen hingga 7 persen di tengah masa pandemi dan mudah-mudahan ekonomi tumbuh 4 persen hingga 5 persen," ungkap Ketua GAPMMI Adhi S Lukman dalam Investor Daily Summit 2021, Selasa (13/7).
Jika target ini tercapai, maka artinya pertumbuhan industri mamin melonjak dari posisi 2020 yang hanya tumbuh 1,58 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menilai potensi penjualan mie instan dan makanan lainnya untuk sarapan tetap tinggi. Selain itu, permintaan makanan bernutrisi dan sejumlah bahan makanan untuk masakan rumah juga meningkat.
"Paling tidak makanan pokok seperti mie instan, makanan sarapan, dan lain-lain pasti dimakan, ditambah pangan yang lebih bernutrisi, juga makanan yang dibutuhkan untuk home cooking meningkat," papar Adhi.
Meski begitu, ia mengakui permintaan beberapa produk makanan dan minuman menurun karena sekolah ditutup. Oleh karena itu, pengusaha di sektor mamin akan melakukan inovasi untuk menangkap kebutuhan masyarakat di tengah pandemi covid-19.
"Kami harus berinovasi, menambah produk dengan tambahan nutrisi agar dibeli konsumen," kata Adhi.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat konsumsi rumah tangga masih minus hingga 2,23 persen pada kuartal I 2021. Meski begitu, angkanya membaik dibandingkan dengan kuartal IV 2020 yang minus 3,61 persen.
Tercatat, konsumsi makanan dan minuman selain restoran minus 2,31 persen pada kuartal I 2021. Angkanya lebih parah dibandingkan dengan posisi kuartal IV 2020 yang hanya minus 1,39 persen.