Freeport Batal Gandeng Tsingshan Investasi Smelter Halmahera
PT Freeport Indonesia (PTFI) batal bekerja sama dengan perusahaan asal China, Tsingshan Steel, untuk membangun smelter tembaga baru di Weda Bay, Halmahera Tengah, Maluku Utara. Pasalnya, kedua belah pihak tidak mencapai kesepakatan.
"PTFI tidak mencapai kesepakatan dengan Tsingshan untuk pembangunan smelter," ungkap VP Corporate Communications Freeport Indonesia Riza Pratama kepada CNNIndonesia.com, Selasa (27/7).
Namun, ia enggan merincikan penyebab tidak tercapainya kesepakatan tersebut ketika dikonfirmasi.
Lihat Juga : |
Padahal sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Panjaitan menargetkan Freeport Indonesia dan Tsingshan Steel akan menandatangani kerja sama pembangunan smelter di Weda Bay pada akhir Maret lalu.
"Tidak tercapai kesepakatan, saya tidak bisa detailkan," jelas Riza.
Meski kerja sama itu batal, Freeport tetap melanjutkan pembangunan smelter lainnya, yakni smelter Manyar di kawasan industri Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur.
"Sesuai komitmen PTFI pada saat divestasi, kami melanjutkan pembangunan smelter setelah tertunda karena pandemi," imbuhnya.
Sebelumnya, Luhut mengungkapkan kerja sama investasi itu mencapai US$2,8 miliar. Nantinya, mineral tembaga akan diolah menjadi kobalt lewat fasilitas pemurnian tersebut. Smelter juga akan menghasilkan asam sulfat yang menjadi bahan baku baterai lithium.
"Ini asam sulfat menjadi bahan baku baterai. Di satu sisi, di sana juga ada smelter nikel ore. Kalau ini sesuai rencana, smelter nikel ore sudah jalan, maka 2023 kami akan produksi lithium baterai N811," ucap Luhut beberapa waktu lalu.