ADB Revisi Proyeksi Ekonomi RI ke 4,1 Persen Efek PPKM

CNN Indonesia
Rabu, 28 Jul 2021 16:54 WIB
ADB menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dari proyeksi awal sebesar 4,5 persen menjadi 4,1 persen pada 2021.
ADB menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dari proyeksi awal sebesar 4,5 persen menjadi 4,1 persen pada 2021.(ANTARA FOTO/ADITYA PRADANA PUTRA).
Jakarta, CNN Indonesia --

Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB) menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dari proyeksi awal sebesar 4,5 persen menjadi 4,1 persen pada 2021. Faktor utama penurunan ekonomi berasal dari peningkatan kasus covid-19 dan kebijakan PPKM Darurat pada 3-20 Juli lalu.

"Ketika infeksi (covid-19) mencapai rekor tertinggi, penguncian (PPKM Darurat) diperintahkan dari 3 hingga 20 Juli," tulis ADB dalam laporan Asian Development Outlook edisi Juli 2021, Rabu (28/7).

Bahkan, saat ini pemerintah memperpanjang implementasi PPKM yang telah bersulih nama menjadi PPKM Level 4 pada 26 Juli sampai 2 Agustus 2021. Sementara rekor kasus tertinggi dicetak Indonesia pada angka 56 ribu pada pertengahan Juli.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Penguncian akan menghambat pemulihan yang sedang berlangsung yang dimulai pada kuartal III 2020 dan berlanjut hingga kuartal II 2021 ketika aktivitas terus meningkat," jelas ADB.

Kendati begitu, ADB menilai kebijakan fiskal pemerintah sejauh ini cukup mendukung ekonomi masyarakat dan nasional. Begitu juga dengan kinerja ekspor yang baik berkat meningkatnya permintaan dari pasar global.

Sementara untuk 2022, ADB memperkirakan ekonomi Indonesia tetap berada di proyeksi yang sama, yaitu 5 persen. Sedangkan tingkat harga konsumen atau inflasi di tanah air bakal menyusut dari proyeksi awal 2,4 persen menjadi 2,1 persen pada 2021, namun tetap di kisaran 2,8 persen pada 2022.

Penurunan proyeksi ekonomi juga terjadi di beberapa negara tetangga di kawasan Asia Tenggara. Malaysia misalnya, diramal hanya tumbuh 5,5 persen dari sebelumnya mencapai 6 persen pada 2021.

Hal ini juga mempertimbangkan kebijakan lockdown di negeri jiran yang masih diberlakukan sampai hari ini. ADB turut mengoreksi perkiraan laju ekonomi Vietnam dari 6,7 persen menjadi 5,8 persen dan Thailand dari 3 persen menjadi 2 persen.

Sedangkan Filipina tetap di 4,5 persen dan Singapura menjadi satu-satunya negara di ASEAN yang meningkat proyeksi ekonominya, yakni dari 6 persen menjadi 6,3 persen.

Di luar Asia Tenggara, ADB memperkirakan ekonomi Hong Kong naik dari 4,6 persen menjadi 6,2 persen, Korea Selatan meningkat dari 3,5 persen ke 4 persen, dan India dari 11 persen merosot ke 10 persen. Namun, ramalan untuk ekonomi China tetap di 8,1 persen.

Sebelumnya, Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) juga menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2021 dari 4,3 persen menjadi 3,9 persen.

Penurunan proyeksi ini utamanya disebabkan oleh lonjakan kasus covid-19 di dunia. Sementara realisasi vaksinasi covid-19 di tanah air masih terbilang rendah dibandingkan negara-negara lain.

"Negara-negara tertinggal dalam vaksinasi, seperti India dan Indonesia, akan paling menderita di antara ekonomi G20. Kelemahan berlarut-larut dalam aktivitas diperkirakan menimbulkan kerusakan terus menerus pada kapasitas pasokan ekonomi," tulis IMF dalam laporan World Economic Update edisi Juli 2021.

Kendati begitu, IMF memperkirakan Indonesia bisa meningkatkan laju perekonomian pada tahun berikutnya. Hal ini membuat proyeksi ekonomi nasional pun naik dari 5,8 persen menjadi 5,9 persen.

[Gambas:Video CNN]



(uli/age)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER