Anak Pertamina Bangun Pom Isi Bahan Bakar di Selat Sunda
PT Pertamina Patra Niaga dan Krakatau International Port menandatangani nota kesepahaman terkait jasa pelayanan pengisian bahan bakar kapal (Bunkering Marine Fuel Oil). Layanan tersebut akan dibangun di pelabuhan Krakatau International Port (KIP) serta di wilayah perairan strategis lain, terutama di Selat Sunda.
"Nota Kesepahaman ini merupakan realisasi komitmen Indonesia untuk menciptakan dan meningkatkan pelayanan jasa Bunkering Marine Fuel Oil (MFO) di berbagai pelabuhan strategis di Indonesia," jelas Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Basilio Dias Araujo lewat rilis, Rabu (4/8).
Basilio menyebut masih besar peluang ekonomi yang belum dioptimalkan mengingat ada ribuan kapal baik ukuran besar dan kargo internasional yang melintas di sepanjang Selat Sunda.
Dia meyakini kerugian ekonomi akibat kehilangan kesempatan (opportunity loss) dikarenakan belum adanya jasa bunkering bahan bakar minyak untuk kapal di Selat Sunda hingga Selat Malaka.
Basilio mengestimasikan keuntungan ekonomi sekitar US$173 miliar dari jasa bunkering, crew change, dan penyediaan logistik terlewatkan oleh RI.
Data 2020 menunjukkan bahwa jumlah kapal yang melintas di sepanjang Selat Sunda sebanyak 53.068 kapal atau 150 kapal melintas per harinya. Sedangkan di jalur Selat Malaka dan Selat Singapura berkisar 120 ribu kapal.
"Kami telah siapkan hot spots (titik) di beberapa pelabuhan strategis di sepanjang selat-selat tersebut dengan bisnis MFO ini," jelas Basilio.
Dia optimis kerja sama ini dapat meningkatkan penerimaan negara sekaligus menciptakan layanan jasa MFO di wilayah perairan strategis. Basilio menambahkan bahwa kerja sama ini sejalan dengan Peraturan Menteri Perhubungan No 29 tahun 2014 tentang Pencegahan Pencemaran Lingkungan Maritim.