Inflasi Pabrik di China Meroket, Tertinggi dalam 13 Tahun

CNN Indonesia
Senin, 09 Agu 2021 11:57 WIB
Inflasi pabrik di China meroket ke level 9 persen pada Juli 2021, angka ini sama dengan Mei 2021 lalu sekaligus tertinggi dalam 13 tahun terakhir. (AFP/ Noel Celis).
Jakarta, CNN Indonesia --

Inflasi atau kenaikan harga barang di pabrik China meroket hingga 9 persen pada Juli 2021. Angka inflasi ini sama persis dengan periode Mei lalu yang menandakan tingkat tertinggi dalam 13 tahun terakhir.

Inflasi meroket karena lonjakan harga komoditas global di tengah upaya Pemerintah China setempat mengendalikan biaya.

Mengutip AFP, Senin (9/8), Biro Statistik Nasional menyebut indeks harga produsen (IHP) yang mengukur biaya barang di pabrik, terpantau naik.

"Kenaikan harga produksi industri dipengaruhi oleh kenaikan tajam dalam biaya minyak mentah, batu bara, serta produk terkait," terang Ahli Statistik Senior NBS Dong Lijuan.

Sementara itu, inflasi konsumen tercatat menurun menjadi 1 persen. Para pejabat setempat sebelumnya menegaskan akan berupaya menstabilkan harga setelah bencana, termasuk banjir, yang belakangan terjadi di China.

Sedikit penurunan dalam indeks harga konsumen (IHK) terjadi akibat pelonggaran harga pangan karena penurunan harga daging babi hingga 43,5 persen tahun ini yang didukung oleh cadangan daging babi China dan meningkatnya pasokan.

Ini bahkan terjadi di tengah cuaca ekstrem seperti angin topan dan hujan lebat di beberapa daerah yang menaikkan biaya produksi, penyimpanan dan transportasi sayuran segar.

Pada waktu yang bersamaan, Pemerintah China menerapkan sejumlah langkah untuk meredam kenaikan harga dengan menaikkan tarif ekspor besi dan baja tertentu dan membebaskan sementara tarif pig iron dan scarp steel.

Kemudian, pemerintah setempat juga membatalkan potongan pajak ekspor untuk beberapa produk baja dengan tujuan meningkatkan pasokan di pasar domestik.

Diketahui, sebagian besar ekonomi China telah bangkit setelah sebelumnya sempat loyo karena penguncian atau lockdown ketat akibat covid-19 tahun lalu.

Namun, dikhawatirkan penyebaran mutasi covid-19 varian delta bakal mengganggu pemulihan ekonomi di negara tersebut. Khususnya terkait inflasi yang dikhawatirkan dapat melonjak jika terjadi lagi penguncian di beberapa negara yang mengakibatkan masalah pasokan.



(fey/bir)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK