Deretan Kerja Keras BUMN Genjot Vaksinasi Akhiri Pandemi

BNI | CNN Indonesia
Senin, 09 Agu 2021 12:58 WIB
Sejumlah perusahaan BUMN terus melakukan upaya vaksinasi untuk mempercepat herd immunity agar bisa memulihkan kembali perekonomian Indonesia di masa pandemi.
Ilustrasi vaksinasi. (iStock/Inside Creative House).
Jakarta, CNN Indonesia --

Kondisi perekonomian dunia, termasuk Indonesia, turut menjadi terdampak akibat 'infeksi' pandemi Covid-19 berkepanjangan. Banyak negara yang mengalami kontraksi ekonomi karena pandemi.

Indonesia misalnya. Pada triwulan IV tahun 2020, perekonomian Indonesia mengalami terkontraksi sebesar 2,19 persen (YoY).

Meskipun masih terkontraksi, namun realisasi tersebut membaik sejak pandemi melanda Indonesia pada Maret 2020. Pada triwulan II dan III tahun 2020, pertumbuhan ekonomi Indonesia masing-masing terkontraksi 5,3 dan 3,5 persen (YoY).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Walau sempat terkontraksi, perekonomian Indonesia pada kuartal II/2021 melesat 7,07 persen. Capaian ini mencatatkan rekor baru, karena merupakan pencapaian tertinggi sejak kuartal IV/2004.

Di satu sisi meski pertumbuhan ekonomi Indonesia mencatat kenaikan pada kuartal II-2021, namun di sisi lain sejumlah pihak menyebut bahwa kuartal selanjutnya bisa berbalik arah. Alasannya karena pemberlakuan PPKM yang saat ini sudah berlaku lebih dari 1 bulan.

Terkait perekonomian yang belum pasti ini, sejumlah pihak menegaskan bahwa vaksinasi Covid-19 menjadi kunci pemulihan ekonomi dan kesehatan masyarakat dari masa pandemi.

Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Piter Abdullah mengatakan bahwa untuk mempercepat penanggulangan pandemi selain PPKM, pemerintah memang hanya bisa mengandalkan vaksin.

"Semakin cepat pelaksanaan vaksin semakin cepat terbentuk herd immunity. Dengan demikian pandemi bisa mereda dan pemulihan ekonomi bisa segera dimulai," ujarnya di Jakarta, Rabu (4/8).

Sementara itu, Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Moch Amin Nurdin juga mengatakan, vaksinasi menurutnya menjadi salah satu kunci untuk membuat masyarakat percaya diri melakukan aktivitas.

"Saat ini, hanya dengan meningkatkan jumlah penduduk yang sudah divaksin dan kesadaran masyarakat yang tinggi tentang covid-19 dan vaksin, serta dukungan berbagai elemen masyarakat, tidak hanya pemerintah tapi juga swasta untuk menyukseskan program vaksinasi ini," ujarnya.

"Selain tentu saja masih ada masalah distribusi vaksin yang merata, sehingga hal ini akan dapat mewujudkan kekebalan kelompok dan rasa percaya diri masyarakat untuk melakukan aktivitas ekonomi dan pada akhirnya akan mampu menggerakan perekonomian Indonesia," imbuhnya.

Hingga saat ini, pemerintah terus mengupayakan vaksinasi yang terbukti dari rencana suplai vaksi hingga Desember 2021. Mengutip data dari Kementerian Kesehatan, pada Agustus ini akan datang lagi sebanyak 75 juta dosis vaksin. Kemudian pada September, Oktober, dan November secara berturut-turut akan datang 70 juta, 40 juta dan 35 juta dosis vaksin.

Pada bulan Desember akan tambah lagi 38 juta dosis vaksin. Sehingga total vaksin yang akan diperoleh Indonesia sampai akhir 2021 adalah sebanyak 258 juta dosis vaksin.

Angka tersebut belum ditambah dengan perkiraan vaksin yang status pemesanannya belum pasti pengirimnannya atau unfix dengan jumlah 72,5 juta dosis. Jika ditotal dengan vaksin yang sudah pasti pengirimannya dengan unfix maka total persediaan vaksin di Indonesia mencapai 331,1 juta dosis vaksin.

Kemenkes pernah mengatakan, sumber vaksin yang didapatkan Indonesia berasal dari China, Inggris, Amerika, hingga Jerman. Sehingga, saat ada salah satu sumber pasokan yang bermasalah, Indonesia masih bisa mendapatkan dari yang lainnya.

Vaksinasi oleh BUMN

Untuk menggenjot vaksinasi ini, pemerintah terus melakukan daya dan upaya agar vaksinasi bisa berjalan lancar. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam paparannya beberapa waktu lalu mengatakan bahwa hingga akhir Agustus, DKI Jakarta dan Bali bisa mencapai 100 persen target sasaran divaksinasi untuk dosis pertama.

Sayangnya, meski telah diatur sedemikian rupa, pemerintah nampaknya harus bekerja keras untuk menangkal kelompok anti vaksin di Indonesia. Satgas Covid-19 pernah menegaskan bahwa ada sejumlah cara yang dilakukan pemerintah guna menangkal penolakan vaksinasi di masyarakat.

Pertama, akan melakukan edukasi, kampanye vaksin, dilanjutkan dengan prioritas perubahan perilaku di publik merujuk pada disiplin pada protokol kesehatan.

Tak hanya kelompok anti vaksin, hoaks alias berita bohong terkait vaksinasi juga masih marak. Untuk itu, masyarakat diminta untuk cerdas dan selektif dalam menerima informasi, sebelum mempercayai dan membagikan informasi tersebut kepada orang lain.

Terkait percepatan laju vaksinasi ini, dilakukan melalui koordinasi antara Pemda, Dinkes hingga TNI Polri sehingga target cakupan vaksinasi dapat tercapai. Kementerian BUMN juga menjadi salah satu pihak yang gencar membuka sentra vaksinasi.

Adapun hingga Maret 2021 ini, perluasan Sentra Vaksinasi Covid-19 Bersama BUMN sudah mencapai lima lokasi. Diantaranya di dua lokasi di Jakarta, Semarang, Banyumas dan Surabaya.

Tak hanya Kementerian BUMN yang membuka sentra vaksinasi, sejumlah perusahaan pelat merah juga mengadakan vaksinasi di lokasi yang ditentukan. Sebut saja Pelindo Pelindo III, PT KAI, PT Wijaya Karya, Taspen, dan tak lupa pula perbankan BUMN yaitu BRI, BNI dan Bank Mandiri.

Yang belum lama adalah pada akhir Juni, Sentra Vaksinasi Bersama BUMN mulai digelar di Medan, Sumatera Utara. Bahkan, maskapai penerbangan BUMN, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) menyediakan fasilitas layanan vaksinasi Covid-19 bagi penumpang yang telah memiliki tiket penerbangan Garuda Indonesia beberapa waktu lalu.

Selain itu, bank BUMN juga berperan aktif dalam program vaksinasi Otoritas Jasa Keuangan bersama Industri Jasa Keuangan & Kementerian kesehatan. Program ini menyasar 13 Kota Besar di Indonesia dengan target 112.920 ribu orang.

Selain sentra vaksin, Kementerian BUMN juga tengah menyiapkan pengembangan vaksin merah putih. Yang terbaru adalah melalui kerjasama PT Bio Farma (Persero) dengan Baylor University akan segera memproduksi vaksin merah putih pada Mei tahun depan. Kabarnya, Bio Farma mempunyai line of production baru yang awalnya hanya 1 miliar dosis per tahun, sekarang mempunyai tambahan 500 juta dosis per tahun.

Saat ini, vaksin merah putih dalam proses yang sedang berjalan adalah transisi dari proses penelitian dan pengembangan dengan industri, yaitu Biofarma. Adapun uji klinis paling lambat dilakukan awal tahun depan.

Setelah uji klinis dilakukan, delapan bulan kemudian diharapkan bisa mengantongi ijin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA). Vaksin Merah Putih merupakan program yang diikuti 7 lembaga dan universitas yang ada di Indonesia. Salah satunya Universitas Airlangga yang bekerja sama dengan PT Biotis.

(osc)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER