Sementara, Fabby memproyeksi Blok Rokan akan membalap jumlah produksi minyak di Blok Cepu. Saat ini, posisi Blok Rokan masih menjadi ladang minyak terbesar kedua setelah Blok Cepu.
Jumlah produksi minyak Blok Rokan baru 160 ribu barel per hari pada Juli 2021. Jumlahnya di bawah Blok Cepu yang sudah mencapai 220 ribu barel per hari pada awal Juni 2021.
"Jumlah produksi di Blok Rokan bisa naik lebih dari Blok Cepu karena Blok Cepu saat ini sudah mencapai titik puncak," ujar Fabby.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Produksi minyak di Blok Cepu, sambung Fabby, berpotensi menurun secara alamiah karena umurnya sudah cukup tua. Dengan begitu, produksi di Blok Cepu sulit dipertahankan di level seperti sekarang.
"Produksi minyak mulai decline (turun secara alamiah), tidak bisa pada tingkat produksi sekarang karena lapangan kan sudah 15 tahun," terang Fabby.
Senada, Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan mengatakan kontribusi produksi minyak Blok Rokan akan besar terhadap target nasional 1 juta barel per hari pada 2030 mendatang. Pasalnya, terdapat lebih dari 100 lapangan di Blok Rokan yang belum berproduksi secara optimal.
"Chevron kemarin banyak bermain di lapangan besar seperti Minas dan Duri, sedangkan Blok Rokan ini sebenarnya ada lapangan kecil lain yang tidak terlalu digarap oleh Chevron," ungkap Mamit.
Ia berharap Pertamina sebagai pengelola baru Blok Rokan dapat mengoptimalkan lapangan kecil tersebut. Menurut Mamit, PHR bisa mengaktifkan kembali sumur tua dan mengebor area yang belum terjamah oleh Chevron.
"Jumlah sumur bisa ribuan di Blok Rokan. Ada 120 lapangan, paling besar itu Minas dan Duri. Pertamina ini saya kira bisa mengoptimalkan, jangan sampai produksi turun," terang Mamit.
Untuk menaikkan produksi di Blok Rokan, kata Mamit, Pertamina mau tak mau mengucurkan dana cukup besar. Dana dibutuhkan untuk mengeksplorasi lebih banyak lapangan dan sumur. "Tapi tetap harus efisien," jelas Mamit.
Diketahui, Pertamina telah menyiapkan dana lebih dari US$2 juta untuk mendorong produksi minyak dan gas hingga 2025 mendatang. Perusahaan berencana mengebor 161 sumur minyak di Blok Rokan sampai akhir 2021.
Kemudian, Pertamina akan mengebor 500 sumur pada 2022. Hal ini untuk mendukung target pemerintah mencapai produksi minyak 1 juta barel per hari pada 2030 mendatang.
(aud/bir)