Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) menjamin pihaknya akan mengganti semua beras bantuan sosial (bansos) rusak yang diterima masyarakat.
"Kalau ditemukan beras yang rusak, bukan berarti tidak diganti, kami ganti. Jadi itu komitmen kami," ujarnya dalam rekaman Kick Off Distribusi Bantuan Beras PPKM Tahap II, Kamis (12/8).
Ia memastikan Perum Bulog tidak sembarangan dalam distribusi beras bansos. Pasalnya, penyaluran beras tersebut akan diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Penyaluran beras baik yang dilakukan oleh PT Pos maupun DNR (DNR Corporation) itu menjadi laporan kami untuk kami sampaikan ke BPK, untuk diaudit. Jadi, saya tidak mungkin main-main dengan masalah ini," ujarnya.
Oleh sebab itu, ia memastikan beras yang disalurkan Perum Bulog memiliki kualitas yang bagus. Menurutnya, apabila ditemukan beras rusak di sejumlah daerah hal tersebut disebabkan oleh kondisi cuaca buruk saat proses pengiriman maupun penurunan kantong beras.
"Kemarin ada berita negatif. Itu dicek oleh Menteri PMK sudah terjawab. Ternyata memang bukan beras yang berkualitas rendah, karena waktu menurunkan dalam kondisi cuaca yang buruk," ujarnya.
Ia juga memastikan beras rusak tersebut hanya sebagian kecil dari total beras bansos yang disalurkan oleh Perum Bulog. Misalnya, beras rusak yang ditemukan di Pandeglang, Jawa Barat hanya 3 paket dari 464 paket yang dikirimkan. Termasuk, temuan kerikil hanya terjadi pada sedikit paket beras.
"Kemarin ada berita, (beras) ada batunya, batu kebawa, batu kecil saja dipermasalahkan, kecuali isinya 50 persen batu. Ngapain juga Bulog kasih batu," tegasnya.
Selain di Pandeglang, beras rusak juga ditemukan oleh Warga Desa Kedungrejo, Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Beberapa warga mendapat beras bansos tak layak konsumsi karena dalam kondisi menggumpal berwarna kekuningan dan mengeluarkan bau tak sedap.
Pimpinan Cabang Bulog Surabaya Utara, Nurjuliansyah Rachman mengatakan beras menggumpal hingga menimbulkan bau tak sedap diduga karena terguyur hujan saat proses pengiriman.
"Data yang kami dapat di lapangan, beras itu menjadi gumpalan dan menguning akibat terguyur hujan saat proses pengirimannya," kata Nurjuliansyah.