Pasangan suami istri Suprapti (35) dan Kaswadi (33) sangat bersyukur anaknya, Raihan Dilan Pengestu (2,5) tumbuh dengan sehat. Sebab saat lahir, Raihan divonis mengalami kebocoran jantung.
Pasangan asal Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur itu menceritakan awal mula kondisi Raihan yang sebelumnya membuat mereka sempat khawatir.
Suprapti menceritakan pada saat kehamilan Raihan, ia rutin melakukan kontrol ke dokter. Janin yang dikandung kondisinya sehat dan tidak ditemukan adanya kelainan. Namun pada saat kelahirannya Raihan menderita kelainan jantung dan paru-paru.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya rutin kontrol ke dokter hasilnya sehat saja tidak terdeteksi adanya kelainan jantung bocor. Pada saat lahir Raihan hanya sekali menangis setelah itu tidak ada suaranya lagi, selang beberapa waktu dokter bilang dia menderita jantung bocor, saya cuma bisa pasrah saja waktu itu," kenang Suprapti, Kamis (29/7).
Untuk mengobati Raihan harus dirawat di RSUD AM. Parikesit, Tenggarong selama dua bulan setengah. Namun karena perkembangannya lambat akhirnya ia dirujuk ke rumah sakit lain, yaitu RSUD. AW. Syahwani di Kota Samarinda.
Di sana ia dirawat selama dua minggu. Hampir tiga bulan di rumah sakit selama itu pernafasannya menggunakan oksigen bantuan.
"Berat badannya sampai turun dari 3,5 kg sampai 2,6 kg aja, kata dokter karena pengaruh obat dan karena selama sakit diinkubator terus. Harusnya anak 1,5 bulan sudah tidak diinkubator lagi, itu yang menyebabkan tidak berkembang," terang Suprapti.
Pada usia sembilan bulan dokter memberi kabar baik bahwa jantungnya kini telah normal, kebocoran jantungnya telah tertutup secara alami, menyisakan kelainan paru-paru. Menurut dokter paru-parunya pengecil sebelah, sehingga saturasinya juga berbeda dengan orang normal. Untuk jaga-jaga Supapti telah menyediakan tabung oksigen apabila sewaktu-waktu diperlukan.
"Oleh Puskesmas pembantu kami dipinjami tabung oksigen sekitar setahun lalu, kata petugasnya nanti saja dikembalikan kalau Raihan sudah benar-benar sembuh," ungkapnya.
Hingga usia setahun berat badan dan pertumbuhan Raihan terhambat. Pada usia tersebut seharusnya sudah mulai berjalan, namun ia belum mampu untuk berjalan dan hanya berbaring saja.
Baru pada usia di atas 1,5 tahun Raihan mulai menunjukkan kemajuan. Berat badannya mulai bertambah dan sedikit demi sedikit sudah mulai belajar merangkak dan akhirnya dapat berjalan.
"Setelah umur 1,5 tahun ia mulai bisa makan dan berat badannya nambah terus sampai sekarang orangnya aktif sekali," ungkap Suprapti dengan senyum bahagia.
Ditanggung JKN-KIS
Supapti dan keluarga merupakan peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional - Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) dari segmen Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (PBI-JK). Ia sangat bersyukur selama proses pengobatan Raihan tidak mengeluarakan biaya sedikitpun karena telah dijamin oleh program JKN.
"Kami sangat bersyukur selama pengobatan Raihan didukung oleh semua pihak dari rumah sakit dan puskesmas telah memberikan yang terbaik, begitu juga soal biayanya yang telah dijamin sepenuhnya oleh BPJS Kesehatan, dengan bantuan tersebut kini Raihan tumbuh dengan sehat dan aktif," ujarnya.
Ia mengharapkan program JKN-KIS dapat terus berlanjut, karena manfaatnya sangat dirasakan oleh masyarakat, terlebih untuk masyarakat yang kurang mampu. Sehingga dapat menikmati pengobatan dengan layak tanpa harus berpikir biaya pengobatan.
"Kami sekeluarga mengucapkan terimakasih atas bantuan semua pihak, kami juga berharap program ini dapat terus berkelanjutan agar orang-orang yang kurang beruntung seperti kami dapat menikmati pengobatan dengan layak," pungkas Suprapti.
(osc)