Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) II Kartika Wirjoatmodjo menyatakan porsi wanita yang duduk di kursi komisaris dan direksi perusahaan pelat merah dalam negeri masih di bawah rata-rata dunia.
Pria yang akrab disapa Tiko ini mengungkapkan hanya 13 persen posisi pimpinan BUMN diisi oleh wanita. Sementara, menurut data Bank Dunia, rata-rata porsi pemimpin wanita di perusahaan mencapai 30 persen secara global.
Saat ini, pimpinan wanita yang tersebar di berbagai BUMN terdiri atas 45 orang komisaris dan 62 orang direksi wanita.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Tiko memaparkan hanya 32 persen BUMN yang memiliki komposisi komisaris wanita di atas 15 persen. Kemudian, baru 36 persen BUMN yang memiliki komposisi direksi wanita di atas 15 persen.
Melihat hal itu, Kementerian BUMN ingin meningkatkan persentase pemimpin wanita. Namun langkah ini diperlukan kerja sama dan komitmen dari seluruh BUMN.
"Kami punya niat untuk menaikkan ini (jumlah komisaris dan direksi wanita), setidaknya ke 20 persen atau lebih dalam beberapa tahun ke depan," ujar Tiko dalam Webinar Perempuan Berdaya, Indonesia Merdeka, Rabu (25/8).
Mengutip survei McKinsey (2019), Tiko menjelaskan perusahaan yang memiliki keragaman gender yang tinggi akan dapat meningkatkan profit hingga produktivitas perusahaan hingga 66 persen. Kesimpulan itu diambil dari survei terhadap 400 perusahaan di Indonesia.
Selain itu, reputasi dan citra perusahaan lebih baik 53 persen dibandingkan perusahaan yang rendah keragaman gendernya.
Lebih lanjut, data Harvard Business Review turut menunjukkan perlunya pemimpin wanita pada level pimpinan perusahaan. Pasalnya, karakter wanita yang tangguh, adaptif, dan mampu merawat dinilai dapat melengkapi karakter pemimpin pria lainnya.
"Adanya keragaman gender di level perusahaan itu membuat pimpinan yang lebih well-rounded," ujarnya.