Anggota Badan Anggaran (Banggar) DPR RI Eko Hendro Purnomo alias Eko Patrio mengkritisi rencana implementasi vaksinasi mandiri atau berbayar pada tahun depan. Kritik ia kaitkan dengan realisasi dari vaksin gratis yang masih rendah.
Eko memaparkan informasi yang ia terima, realisasi penyuntikan vaksin dosis kedua saja baru 15,67 juta orang. Data ini terhitung per 24 Agustus 2021.
"Tingkat vaksinasi 24 Agustus 2021 baru 15,67 juta untuk dosis kedua. Masih didukung anggaran negara Rp57 triliun. Yang gratis saja masih tipis," ungkap Eko dalam rapat bersama pemerintah, Rabu (25/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain realisasi yang masih kecil, ia juga mengkritik vaksinasi juga masih terpusat di Jabodetabek. Vaksinasi juga masih terganjal keengganan masyarakat.
"Vaksinasi belum cukup luas, masih terpusat di Jabodetabek. Itu pun masih pakai gimmick terutama di mal tidak boleh masuk, kalau di daerah justru banyak tidak mau divaksin," ujar Eko.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan program vaksinasi covid-19 skema mandiri atau berbayar bagi masyarakat akan berlaku tahun depan. Kendati begitu, pemerintah juga tetap memberikan vaksinasi secara gratis melalui pendanaan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
"Upaya percepatan vaksinasi dilakukan melalui pelaksanaan program vaksinasi yang dibiayai oleh APBN. Juga untuk tahun depan, ada skema vaksinasi mandiri pada kelompok masyarakat yang mampu," kata Sri Mulyani.
Hal ini dimaksudkan untuk mengejar target kekebalan komunal (herd immunity). Sejauh ini, ia mengklaim pemerintah telah berhasil mencapai realisasi vaksinasi sebanyak 1 juta dosis per hari pada Juni lalu.
(aud/agt)