Bahaya Memberikan PIN ATM: Skimming hingga Pembajakan

CNN Indonesia
Jumat, 27 Agu 2021 14:56 WIB
Ilustrasi. Bahaya memberikan PIN ATM ke orang lain berisiko membuat Anda menjadi korban pencurian data. (Thinkstock/payphoto)
Jakarta, CNN Indonesia --

Personal Identification Number (PIN) merupakan barisan angka atau sandi rahasia yang digunakan untuk menghubungkan data diri ke sistem, seperti yang berlaku pada perbankan.

Nasabah yang telah terdaftar di bank tertentu akan memiliki nomor PIN kartu debit sebagai akses ke sumber dana yang dimilikinya.

Kerahasiaan PIN ATM perlu dijaga sebaik mungkin. Sebab, bahaya memberikan PIN ATM ke orang lain berisiko membuat Anda menjadi korban pencurian data.

Saat ini, ada banyak bentuk kejahatan yang bisa terjadi akibat keteledoran seseorang dengan membocorkan pin ATM ke pihak lain, termasuk keluarga. Berikut bahayanya.

1. Skimming

Ilustrasi. Skimming menjadi salah satu bahaya memberikan pin ATM ke pihak lain. (iStockphoto/ilkaydede)

Skimming merupakan salah satu jenis tindak penipuan. Pelaku akan melakukan teknik tertentu dengan memasang alat skimmer di lubang mulut mesin ATM.

Alat skimmer itu nantinya akan mengkloning (menyalin) data seperti PIN sampai jumlah saldo dari magnetic stripe yang terdapat pada kartu ATM nasabah.

Selain di mesin ATM, skimming bisa terjadi di mesin EDC (electronic data capture) dengan pemasangan alat yang sama, yaitu skimmer.

Bahkan, ada juga metode wiretapping mesin EDC, yang tidak lain fungsinya sama, yaitu menyalin data nasabah dari kartu ATM untuk nantinya dicuri.

Cara menghindari skimming

Cara menghindari skimming diperlukan adanya ketelitian saat bertransaksi, baik di mesin ATM atau EDC.

Sebelum memasukkan kartu ATM ke mesin, cek kembali lubang mulutnya dan pastikan tidak ada benda asing di sekitar.

Meski ada CCTV, Anda harus memberikan proteksi ekstra, terutama saat memasukkan PIN, supaya tidak bocor terekam. Gunakan nomor PIN yang susah ditebak dan lakukan pembaruan secara berkala.

2. Phising

Ilustrasi. Selain skimming, phising juga jadi salah satu bahaya memberikan pin ATM ke pihak lain. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)

Phising menjadi salah satu bahaya memberikan PIN ATM ke pihak lain. Phising sendiri merupakan tindakan kejahatan di mana pelaku akan mengelabui korban.

Data-data yang menjadi sasarannya adalah nomor PIN dan nama akun, identitas diri, sampai riwayat finansial (buku tabungan, rekening, kartu kredit).

Pelaku biasanya akan menyamar seolah-olah dari lembaga sah sehingga nasabah dibuat percaya dan berujung mau memberikan data penting tersebut.

Mengutip Phising, bentuk kejahatan seperti ini memang bukan hal baru sehingga bisa dihindari.

Cara menghindari phising

Pelaku phising melakukan aksinya lewat email, sehingga penting bagi Anda untuk memasang fitur spam.

Pengaturan browser di perangkat bisa dipasang fitur warning untuk mendeteksi situs-situs palsu yang biasanya dibuat mirip oleh pelaku seperti aslinya.

Perlu diingat bahwa perbankan yang sah tidak akan pernah meminta nasabah menuliskan nomor PIN dalam bentuk apa pun. Jadi patut dicurigai bila ada oknum asing yang memintanya.

3. Pembajakan

Ilustrasi. Pembajakan juga menjadi salah satu bahaya memberikan pin ATM ke orang lain. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)

Nomor PIN ATM yang bocor diketahui orang lain sangat berpeluang memicu pembajakan yang dilakukan oleh pihak-pihak tidak bertanggung jawab.

Selain membobol uang Anda di ATM, data diri dan informasi penting lainnya berpotensi diretas. Sebab, pelaku pembajakan biasanya sudah dibekali sistem tersendiri.

Ada kemungkinan pelaku pembajakan bisa mengakses nomor telepon pribadi Anda yang nantinya mengambil alih mobile banking sampai mereset password.

Cara menghindari pembajakan

Dikarenakan bahaya memberikan PIN ATM bisa berujung ke pembajakan, penting bagi setiap nasabah untuk selalu melakukan perlindungan data.

Misalnya saja, tidak menyimpan uang di satu sumber bank, mengubah PIN secara berkala dengan sandi yang berbeda.

(avd/asr)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK