REKOMENDASI SAHAM

Deretan Saham Apik Usai Sinyal Tapering The Fed

Wella Andany | CNN Indonesia
Senin, 30 Agu 2021 09:41 WIB
Analis merekomendasikan investor mengoleksi saham-saham komoditas, properti dan turunannya, yang berpotensi menguat pada pekan ini. (ANTARA/Reno Esnir).
Jakarta, CNN Indonesia --

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat tipis 0,18 persen ke posisi 6.041 pada perdagangan pekan lalu. Sedangkan, pelaku asing mencatatkan beli bersih senilai Rp956,14 miliar.

Analis PT MNC Asset Management Edwin Sebayang mengatakan pekan ini indeks berpotensi melanjutkan penguatan ditopang oleh tiga sentimen. Pertama, aksi korporasi seperti pembagian dividen, rights issue, atau keputusan perusahaan lainnya.

Kedua, indikasi penanganan pandemi covid-19 di dalam negeri yang mulai membaik. Ini tercermin dari kasus positif dan kematian harian yang melandai. Misal, jumlah penambahan kasus positif harian dan kematian akibat covid-19 selama tiga hari terakhir sudah menurun.

Pada Jumat (27/8), kasus harian tercatat sebanyak 12.618 dengan total kematian sebanyak 599. Kemudian, kasus positif bertambah 10.050 orang dan kemarin menjadi 591 orang pada Sabtu (28/9). Lalu, pada Minggu (29/8) angka positif covid-19 harian menjadi 7.427 kasus dan angka kematian turun menjadi 551 kasus.

Kendati begitu, Edwin berharap indikasi tersebut bukan penurunan sementara saja. Pasalnya, di berbagai negara penurunan kasus hanya berlangsung sementara sebelum 'meledak' lagi.

Tengok saja di AS yang kini kasus hariannya berada di level 160 ribuan. Padahal, pada Juni lalu, angka harian jatuh di bawah level 10 ribu. Itu pun vaksinasi covid-19 berjalan cepat dengan merek-merek yang diyakini berefikasi tinggi seperti Pfizer, Moderna, dan Johnson & Johnson.

Apalagi, 3T atau testing, tracing, dan treatment di RI masih rendah. Sehingga, ia menilai kasus covid-19 rentan kembali melonjak.

Namun untuk jangka pendek, khususnya pekan ini, ia menilai penurunan harian bisa menjadi sentimen positif bagi indeks dalam negeri.

"Melihat data penurunan bisa menjadi dianggap sentimen positif. Mudah-mudahan tidak seperti AS atau India. Kami perkirakan IHSG bergerak di rentang 6.150-6.025," katanya kepada CNNIndonesia.com, Minggu (29/8).

Sedangkan, faktor ketiga berasal dari eksternal, yakni hasil pertemuan dewan gubernur The Fed atau yang dikenal dengan Jackson Hole.

Gubernur bank sentral AS Jerome Powel menyebutkan pihaknya tidak akan buru-buru menaikkan acuan suku bunga bank. Artinya, suku bunga acuan belum bakal naik pada 2021.

Selain itu, belum jelas kapan kebijakan tapering off atau pengetatan moneter akan diambil. Powell memperkirakan The Fed bisa saja memulai mengerem pembelian obligasi negara tahun ini, seiring dengan pemulihan ekonomi yang terjadi di AS.

Namun, ia enggan menyebut kapan The Fed bakal mengurangi pembelian yang saat ini mencapai US$120 miliar per bulan.

"Berkaitan dengan tapering, kalau saya lihat bahasanya probabilitas baru 40 persen (terjadi tahun ini). Makanya kita lihat indeks AS dan komoditas mengalami kenaikan," tambah Edwin.

Pada perdagangan Jumat (27/8) lalu, berbagai indeks Wall Street ditutup menguat usai Powell menyampaikan risalah pertemuan. Dow Jones naik 0,69 persen, S&P 500 menguat 0,88 persen, dan Nasdaq melesat 1,23 persen.

Kenaikan harga komoditas, lanjutnya, berpotensi mengerek harga saham di sektor terkait. Karena alasan itu, ia merekomendasikan saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), serta PT United Tractors Tbk (UNTR).

Selain itu, PT Aneka Tambang (Persero) Tbk atau ANTM, PT Timah Tbk (TINS), dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA).

Sementara, melandainya kasus positif dan kematian covid-19 ia nilai mampu membuat sektor agresif seperti properti dan turunannya kembali menarik.

Di sektor ini, ia merekomendasikan saham PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), PT Ciputra Development Tbk (CTRA), PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), dan PT Pakuwon Jati Tbk (PWON). Tapi, ia tak memberi harga target untuk saham-saham tersebut.

Momentum Penguatan IHSG


BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN :