BPJS Kesehatan sebagai penyelenggara Jaminan Kesehatan Nasional - Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) diminta untuk terus meningkatkan pelayanan bagi peserta, termasuk dalam hal penyediaan obat bagi para penerima manfaat.
Hal itu dikemukakan Hasnawati (41), pasien yang terdaftar sebagai peserta JKN-KIS dari segmen Pekerja Penerima Upah (PPU). Hasnawati yang menderita penyakit diabetes melitus atau kencing manis sejak 2 tahun terakhir ini mengaku merasakan kemudahan akses pengobatan dari kepesertaan JKN-KIS.
Dia mengaku bahwa menjadi peserta JKN-KIS telah membantunya dalam proses pengobatan dan memperoleh pelayanan medis secara rutin di fasilitas kesehatan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia merasa berobat dengan status sebagai penerima manfaat JKN-KIS tidak mempengaruhi pelayanan dari tenaga kesehatan di faskes.
"Aksesnya mudah. Pelayanannya juga bagus," katanya dalam keterangan tertulis, Senin (30/8).
Namun demikian, dia mendorong BPJS Kesehatan selaku pengelola JKN-KIS dapat terus meningkatkan kualitas pelayanan, termasuk dalam memperjelas kerjasama dengan puskesmas, rumah sakit, dan apotek dalam penyediaan obat yang bisa didapatkan penerima manfaat JKN-KIS.
Lebih lanjut, Hasnawati mengatakan bahwa di luar sana masih ada orang yang mengatakan bahwa status sebagai peserta JKN-KIS memunculkan perbedaan pelayanan di fasilitas layanan kesehatan.
Dia mencontohkan kasus saat pasien melakukan perawatan di rumah sakit. Menurut dia, ada anggapan bahwa pasien yang menggunakan layanan JKN-KIS akan mendapatkan perawatan lebih singkat. Berbeda dengan peserta mandiri yang cenderung lebih lama.
Namun Hasnawati menilai bahwa hal seperti itu tidak terjadi. Dia menilai bahwa jangka waktu perawatan dan pelayanan bagi peserta JKN-KIS sama saja dengan peserta mandiri.
"Kalau orang bilang bahwa perawatan pasien yang dijamin oleh BPJS tidak lama, menurut saya pribadi tidak kok. Bagus perawatannya. Apalagi kalau kita ada kendala kesehatan, langsung dilayani, seperti di RS Pratama Sintang," ujarnya.
Hasnawati mengaku sempat khawatir saat mengetahui dirinya menderita diabetes. Pasalnya, penyakit diabetes diketahui dapat berdampak pada komplikasi penyakit serius lainnya.
Meskipun telah meningkatkan kewaspadaan, dia pun mengaku sempat dilarikan ke rumah sakit lantaran lalai dalam menjaga kadar gula darah.
"Baru kemarin saya sempat masuk ke RS Pratama Sintang. Memang kemarin sempat lupa untuk menjaga pola makan. Jadi, pas gula darah saya menyentuh angka yang tinggi, saya langsung dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan tindakan lebih lanjut," katanya.
Oleh karena itu, dia mengingatkan para penderita diabetes melitus untuk disiplin menjaga dan memantau kadar gula darah. Selain itu, dia pun rutin berobat dengan membawa kartu JKN-KIS di fasilitas kesehatan terdekat.
(asa)