Menkeu Ungkap Tak Semua Negara Bisa Rebound Usai Kontraksi

CNN Indonesia
Selasa, 31 Agu 2021 12:47 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tak semua negara yang mengalami kontraksi ekonomi dapat bangkit (rebound) dengan cepat.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tak semua negara yang mengalami kontraksi ekonomi dapat bangkit (rebound) dengan cepat.(CNN Indonesia/ Adhi Wicaksono).
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tak semua negara yang mengalami kontraksi ekonomi dapat bangkit (rebound) dengan cepat. Beberapa negara di Asia belum bangkit sampai saat ini.

"Apakah dengan kontraksi ekonomi dijamin rebound? Ternyata tidak juga," ungkap Sri Mulyani dalam Pembukaan dan Seminar Nasional ISEI 2021, Selasa (31/8).

Sri Mulyani menjelaskan ekonomi Malaysia, Singapura, Thailand, dan Filipina belum bisa kembali atau melewati kondisi sebelum pandemi covid-19.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Singapura negara maju dengan kekuatan fiskal, tapi belum bisa melewati level sebelum covid-19," terang Sri Mulyani.

Sementara, pertumbuhan ekonomi Indonesia sudah lebih tinggi dari level sebelum covid-19 pada kuartal II 2021 lalu. Sri Mulyani mengatakan produk domestik bruto (PDB) Indonesia sebesar Rp2.735 triliun pada kuartal II 2019.

Kemudian, PDB berhasil naik menjadi Rp2.773 triliun pada kuartal II 2021. Artinya, angka PDB Indonesia sudah melewati posisi sebelum covid-19 yang mulai merebak Maret 2020 di Indonesia.

Sebagai informasi, BPS mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia 7,07 persen pada kuartal II 2021. Angkanya berbanding terbalik dengan posisi kuartal II 2020 yang minus 5,32 persen.

Seluruh sektor usaha berhasil tumbuh pada kuartal II 2021. Rinciannya, sektor transportasi dan pergudangan tumbuh 25,1 persen, akomodasi dan makan minum tumbuh 21,58 persen, jasa lainnya tumbuh 11,97 persen, jasa kesehatan tumbuh 11,62 persen, jasa perusahaan tumbuh 9,94 persen, administrasi pemerintahan tumbuh 9,49 persen, serta perdagangan tumbuh 9,44 persen.

Lalu, pengadaan listrik dan gas tumbuh 9,09 persen, jasa keuangan tumbuh 8,35 persen, infokom tumbuh 6,87 persen, industri pengolahan tumbuh 6,58 persen, pengadaan air tumbuh 5,78 persen, jasa pendidikan tumbuh 5,72 persen, pertambangan tumbuh 5,22 persen, konstruksi tumbuh 4,42 persen, real estate tumbuh 2,82 persen, serta pertanian tumbuh 0,38 persen.

Sementara, konsumsi rumah tangga tercatat tumbuh 5,93 persen, konsumsi lembaga non profit rumah tangga tumbuh 4,12 persen, konsumsi pemerintah tumbuh 8,06 persen, investasi tumbuh 7,54 persen, ekspor tumbuh 31,78 persen, serta impor tumbuh 31,22 persen.

[Gambas:Video CNN]



(aud/age)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER