BPJS Kesehatan meluncurkan web portal sebagai sarana berbagi pengetahuan terkait program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) melalui publikasi jurnal ilmiah pada Senin (13/9).
Direktur SDM dan Umum BPJS Kesehatan Andi Afdal mengatakan, Jurnal JKN dapat menjadi wadah pengetahuan dan informasi yang telah teruji, serta bisa dijadikan referensi kredibel untuk mengembangkan JKN-KIS ke depannya. Tak hanya meningkatkan kualitas program, Jurnal JKN juga mendorong keterlibatan masyarakat.
Menurut Afdal, keterlibatan peneliti, akademisi, mahasiswa, maupun Duta BPJS Kesehatan itu akan terelaborasi dalam Jurnal JKN. Diharapkan, berbagai jurnal ilmiah pada Jurnal JKN dapat bermanfaat bagi pembuat kebijakan, praktisi, peneliti, akademisi, hingga masyarakat umum.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita tahu, baik BPJS Kesehatan maupun pihak-pihak lain di luar organisasi ini melakukan banyak penelitian, kajian serta pengelolaan data dan informasi. Jika dapat ditulis ke dalam jurnal ilmiah tentu akan berkontribusi besar pada pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi," kata Afdal.
Jurnal JKN ini akan diterbitkan dua kali dalam setahun, yakni pada Juli dan Desember. Dalam setiap edisi, ada minimal lima artikel baik dalam bahasa Indonesia maupun Inggris. Adapun ruang lingkup karya ilmiah yang dapat disampaikan dalam Jurnal JKN bertemakan risk pooling, strategic purchasing, revenue collection, stakeholder engagement, dan institutional capability.
Masyarakat yang ingin berkontribusi dalam Jurnal JKN dapat melakukan registrasi di laman https://jurnal-jkn.bpjs-kesehatan.go.id/index.php/jjkn.
Afdal menambahkan, Jurnal JKN menggunakan mekanisme peer-review, di mana setiap artikel yang dikirim akan dinilai secara anonim oleh tim ahli yang ditunjuk oleh kepala editor. Artikel yang diterbitkan dalam jurnal ini dapat berupa artikel penelitian, atau artikel ulasan ilmiah (hasil kajian).
"Ide dan gagasan yang dijalankan secara sistematis dalam sebuah penelitian, akan baik jika dituangkan dalam bentuk artikel ilmiah yang bisa dibaca oleh semua khalayak, termasuk para pemangku kebijakan. Sehingga, diharapkan dapat menjadi saran dan masukan konstruktif bagi implementasi program JKN yang lebih baik ke depan," ujar Afdal.
(rea)